February 7

Find Me in My Working Biography

Hi, my colleagues, My complete name is Dr. Widya Rizky Pratiwi, S.Pd., MM. I am an Assistant Professor in the Master Program of English Education, at the Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Terbuka, Indonesia. I completed my doctoral degree at Universitas Negeri Makassar in the English Education Study Program under Indonesian Lecturer Excellence Scholarship (BUDI-DN). In 2018, I earned an Indonesian Endowment Fund for Education Scholarship (LPDP) to be a presenter at ASIA TEFL International Conference in Macao, Cina. I was also a visiting researcher at the University of Newcastle in 2019, Australia under the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology (Kemendikbudristek) scholarship. My research interest is TEFL, teaching innovation, learning strategies, immersion programs, and distance education-based English learning. I am concerned about the English speaking skills enhancement in non-native English countries. Furthermore, you can touch me on my working record link:
Email: widya_pratiwi@ecampus.ut.ac.id

Google Scholar: https://scholar.google.co.id/citations?user=myaN0psAAAAJ&hl=id

Sinta: https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6769210

WoS: https://www.webofscience.com/wos/author/record/GPG-3315-2022

Orcid: https://orcid.org/my-orcid?orcid=0000-0003-0738-752X

Scopus: https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57220960712

Personal Blog: https://www.pratiwiwidyarizky.my.id/

Ebook: https://fliphtml5.com/dashboard/publications

Personal Institution: https://www.bundakartini.web.id/

August 13

My values

Widya is active, easy to get along with, and friendly to anyone. She likes to travel alone. Her favorite places are the mountains and the village. Visiting the outdoors can refresh her mind and increase her enthusiasm for work. She also likes new things because, for her, something new can encourage and motivate her to learn. This woman is very detailed. When she wants to know something, she will keep asking and looking for answers from several references until she is able to draw his own conclusions from those references.   

Unfortunately, she is a pessimist, forgetful, and doubtful person. Therefore, a sharing partner is the most needed person, such as family, friends, and colleagues. In doing something, people might judge her to work slower than others. The reason is simple: she will not start working when she does not understand the job well. 

And when she starts working, of course, the results of her work will be more detailed that will satisfy herself and others. Therefore, she always needs a notebook or recording device to overcome all of her weaknesses. She writes down or records every idea and the critical point to overcome her forgetfulness. Neither the discussion partner nor this recording device can help her to solve all these shortcomings.   

Widya is a woman who is always independent and will never depend on others. She has the principle to do anything alone when she can still do it herself. However, it does not mean she refuses any help and invitation as long as it does not burden others.   

This woman is a hard worker but never neglects her responsibilities to her family. She loves her two kids very much. For her, children are the light of her heart and will never be a blemish in her eyes. Children are the driving force at work.

Category: Author | LEAVE A COMMENT
August 13

My Biography


Widya Rizky Pratiwi is a staff of Universitas Terbuka (Open University), located in Pondok Cabe, Pamulang, South Tangerang, Indonesia. She is currently a lecturer in the Master’s Study Program in English Education. Previously, she taught English for Specific Purposes (ESP) at Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) in the information systems study program, ESP at Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), and English for a Master of English education at Bosowa University (Unibos). 

Widya was born in Bulukumba, August 20, 1988. Her mother (Lilik Sri Astuti, SP) is from Lumajang, East Java and her father (Ribut Agustianto, SP) comes from Pemalang, Central Java. Both are civil servants in Bulukumba, South Sulawesi. Therefore, Widya completed her primary to high school education in the same district from 1994 – 2006.  

Then, she continued her bachelor’s degree at the State University of Makassar (UNM) in the English Language Education study program (2006-2010), a master’s degree at the Indonesian Muslim University majoring in management focused on education (2013-2015), and her doctoral degree at the State University of Makassar (UNM) concerned with English Education (2016-2021). Alhamdulillah, Widya is one of the lucky ones because, with minimal financial ability, she got the opportunity to continue her education up to the S3 level with funding from the government (which will be discussed in detail).

Apart from teaching, she is also involved in various organizational activities from elementary school until now. For example, she participated in scouting, the Indonesian Red Cross, English club meetings, and internal and external campus/school organizations, as well as a professional member of lecturers and researchers. Bulukumba English Meeting Club, Rumah produktif Indonesia, Asosiasi Dosen Pkm Indonesia (ADPI), Forum Dosen Indonesia (FDI), Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), The Association of Teaching English as a Foreign Language in Indonesia (TEFLIN), Sahabat Pulau, Internal Campus Organizations (BEMJ, DKMJ, ACCESS, ECC), Phinisi Bulukumba, etc. (the edition will be discussed more).

Since childhood, she has loved to write, but she has not found the proper forum and community to link this hobby. So, her essay was only written in a diary book that could be read by herself. However, in recent years, this lady has met new communities with experienced people in their respective fields, so she has the opportunity to improve her writing skills, such as scientific articles, opinions, or books. Some publications can be checked on her SINTA webpage (https://sinta.kemdikbud.go.id/). Through her writing experience, especially in writing books, she is trusted to teach additional courses in addition to the primary subject of English for specific purposes in Polimedia. The different subjects are all related to writing in the publishing study program (the edition will be discussed more).

February 10

Hari Guru Nasional: Refleksi, Realitas, dan Harapan Menuju Masa Depan Pendidikan

Pada setiap tanggal 25 November, Indonesia merayakan Hari Guru Nasional sebagai bentuk penghargaan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa yang membimbing kita ke arah cahaya pengetahuan. Sejarah penetapan Hari Guru Nasional menyoroti jasa besar Ki Hajar Dewantara, seorang pionir pendidikan Indonesia. Lahir pada 2 Mei 1889, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Pada tanggal 25 November 1994, Presiden Soeharto secara resmi menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Guru Nasional. Inisiatif ini menjadi bentuk penghormatan kepada semua guru yang dengan gigih mengabdikan diri untuk menyebarkan cahaya ilmu pengetahuan.

Sejarah penetapan Hari Guru Nasional, yang merayakan lahirnya Ki Hajar Dewantara, menjadi landasan penting untuk menilai betapa pentingnya peran guru dalam membentuk masa depan bangsa. Di tahun 2023, tema “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar” dan logo khusus menandakan perubahan besar dalam paradigma pendidikan. 25 November bukan hanya sebagai seremoni formal, tapi sebagai panggilan untuk merenung. Hari Guru Nasional bukan hanya tentang menghormati para pengajar, tetapi juga sebagai kesempatan untuk merefleksikan perjalanan pendidikan kita, memahami realitas pendidikan masa kini, dan menentukan harapan kita untuk masa depan.

Refleksi Pendidikan yang Telah Lalu: Jejak dan Kenangan

Melihat ke belakang pada perjalanan panjang pendidikan Indonesia, kita menemukan warisan yang kaya dan inspiratif. Era pendidikan tradisional, dengan pondok pesantren dan sekolah rakyatnya, menciptakan pondasi bagi karakter dan moral bangsa. Guru pada masa itu tidak hanya menjadi penyampai ilmu, melainkan penjaga nilai-nilai adat dan agama, membentuk generasi dengan integritas dan kecintaan pada budaya lokal.

Lompat ke masa kolonial, di mana pendidikan menjadi alat perlawanan terhadap penindasan. Guru-guru pada periode ini menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, membimbing siswa-siswa menjadi lebih dari sekadar pengetahuan, tetapi pembela nasionalisme dan semangat kemerdekaan.

Ki Hajar Dewantara, dalam masa Orde Lama, membawa konsep pendidikan yang lebih inklusif. Pendidikan tidak lagi hanya untuk kalangan tertentu, tetapi untuk semua lapisan masyarakat. Guru-guru pada periode ini mengambil peran tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pembimbing, membantu membentuk karakter yang berlandaskan gotong-royong dan keadilan.

Masuk ke era reformasi, pintu akses pendidikan terbuka lebih lebar. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan tetapi menjadi fasilitator pembelajaran. Meskipun ada kemajuan, tantangan masih ada, dengan kesenjangan pendidikan antar wilayah dan permasalahan kualitas pendidikan yang terus dihadapi.

Jejak pendidikan yang telah lalu mencakup perjuangan guru di daerah terpencil, siswa yang melawan ketidaksetaraan, dan momen-momen penuh inspirasi di kelas-kelas. Setiap periode membawa cerita dan kontribusi unik, membentuk lanskap pendidikan yang kita kenal sekarang.

Realitas Pendidikan Masa Kini: Dinamika dan Tantangan

Saat kita memasuki era pendidikan kontemporer, kita dihadapkan pada berbagai tantangan dan perubahan. Kemajuan teknologi membawa perubahan dalam cara kita belajar dan mengajar. Pendidikan tidak lagi terbatas pada dinding kelas; itu meluas hingga ke dunia maya, membawa tantangan baru seiring dengan peluang baru.

Realitas pendidikan masa kini menciptakan paradoks. Di satu sisi, kita memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya dan informasi. Di sisi lain, ketidaksetaraan masih menjadi masalah. Tidak semua anak memiliki akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas, misalkan pemenuhan teknologi dan guru yang berkualitas. Sementara teknologi dapat menjadi solusi, tantangan lain muncul, seperti kesenjangan digital. Sehingga, pendidikan menjadi refleksi ketidaksetaraan sosial yang masih mengakar.

Namun, di tengah tantangan ini, kita juga melihat semangat dan inovasi. Guru masa kini dihadapkan pada peran yang semakin kompleks. Guru tidak hanya mengajar materi akademis, tetapi juga harus membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti pemecahan masalah, kreativitas, dan keterampilan interpersonal. Pendidikan saat ini bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang membekali siswa dengan alat untuk terus belajar sepanjang hidup.

Guru-guru kini harus menjadi lebih dari sekadar penyampai informasi. Guru menjadi kurator pengetahuan, fasilitator pembelajaran, dan pemandu eksplorasi. Siswa tidak lagi hanya menjadi penerima pasif, tetapi agen aktif dalam proses pembelajaran. Realitas ini memang penuh dinamika, tetapi juga memberikan ruang untuk kreativitas dan pertumbuhan.

Harapan Pendidikan Ke Depan: Mengukir Masa Depan yang Lebih Cemerlang

Di tengah refleksi dan realitas, kita menatap masa depan pendidikan dengan harapan. Harapan ini mencakup aspirasi untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, merata, dan relevan. Harapan kita melibatkan semua aspek pendidikan, dari aksesibilitas hingga kualitas pengajaran, dan membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berdaya dan beretika. Pendidikan harus menjadi alat untuk mengatasi ketidaksetaraan.

Salah satu visi harapan Pendidikan ke depan adalah bersama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, di mana setiap anak memiliki hak dan akses untuk belajar tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau kemampuan. Selain itu, harapan akan teknologi yaitu tersedianya akses yang setara terhadap sumber daya digital dan pembelajaran daring karena teknologi merupakan alata untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Harapan untuk pendidikan ke depannya tidak hanya mengajarkan konsep-konsep akademis tetapi juga membentuk karakter. Pendidikan harus menjadi tempat di mana siswa tidak hanya belajar bagaimana berpikir tetapi juga bagaimana menjadi warga yang bertanggung jawab dan berempati. Pendidikan juga diharapkan relevan dengan dunia nyata dan kebutuhan zaman sehingga kurikulum pendidikan harus mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global, membangun keterampilan abad ke-21, dan mengembangkan sikap kritis sehingga membantu mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di Masyarakat.

Hal yang tidak boleh diabaikan terkait harapan Pendidikan masa depan adalah keberadaan dan peranan guru yang perlu dihargai dan didukung. Harapan akan penghargaan dan apresiasi yang lebih besar untuk peran guru sebagai pekerja keras dan juga arsitek perubahan sosial menjadi kunci dalam mencapai semua harapan Pendidikan di masa depan yang lebih bail.

Bersama Mewujudkan Harapan: Partisipasi Semua Pihak

Melalui semua ini, kita menggambarkan visi pendidikan Indonesia ke depan. Sebuah visi di mana pendidikan bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter, meratakan peluang, dan membuka pintu untuk masa depan yang lebih baik bagi setiap anak Indonesia.Top of Form Mewujudkan harapan pendidikan ke depan tidak dapat ditempuh sendirian. Ini membutuhkan partisipasi dari seluruh spektrum masyarakat. Pemerintah, lembaga pendidikan, guru, orang tua, dan masyarakat perlu bekerja bersama dan berkomitmen untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung karena karena pendidikan adalah ladang investasi untuk masa depan bangsa.

Dalam artikel ini, penulis mengucapkan Selamat hari guru nasional 2023. Jayalah selalu guru-guru di Indonesia. Mari “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”.

This article has been published at Kumparan.com

February 6

Merayakan Dedikasi Guru Indonesia dengan Meresapi Sejarah, Tema, dan Simbolisme Logo Hari Guru Nasional

Setiap tahun, Indonesia merayakan Hari Guru Nasional sebagai penghormatan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa yang membimbing anak-anak bangsa menuju puncak ilmu pengetahuan. Tanggal 25 November menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan tanah air, dan pada tahun 2023, tema “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar” dan logo khusus mengisyaratkan perubahan besar dalam paradigma pendidikan.

Menggali sejarah penetapan Hari Guru Nasional, merenung makna tema, dan menafsirkan logo bukan sekadar ritual intelektual. Ini adalah langkah penting untuk memberikan makna dan konteks kepada peringatan Hari Guru Nasional. Sejarah mengingatkan kita akan akar dan nilai-nilai yang membentuk perayaan ini, sementara tema dan logo menggambarkan arah dan semangat pendidikan ke depan.

Memahami sejarah memberi kita apresiasi yang lebih mendalam terhadap perjuangan para pendidik di masa lalu, sementara tema dan logo menjadi peta jalan untuk perubahan di masa depan. Merdeka Belajar bukan hanya slogan, ini adalah panggilan untuk setiap orang, dari murid hingga guru, orang tua, dan masyarakat, untuk aktif terlibat dalam membentuk pendidikan yang lebih baik dan lebih merdeka.

Sejarah Mengukir Jejak “Hari Guru Nasional pada Tanggal 25 November”

Untuk memahami betapa dalamnya makna Hari Guru Nasional, kita perlu melihat ke belakang, merenung sejarah yang menyertainya. Tanggal 25 November bukanlah pilihan sembarangan, ini adalah penanda lahirnya Ki Hajar Dewantara, seorang bapak pendidikan nasional yang jasa-jasanya masih terus kita rasakan hingga saat ini. Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889, dan sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan besar yang beliau tinggalkan, tanggal lahirnya diusulkan sebagai Hari Guru Nasional.

Pada 25 November 1994, tepat pada peringatan lahirnya Ki Hajar Dewantara, Presiden Soeharto resmi menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Guru Nasional. Keputusan tersebut bukan hanya penghormatan kepada sosok Ki Hajar Dewantara, tetapi juga sebagai wujud penghargaan kepada seluruh guru di Indonesia yang setiap hari dengan penuh dedikasi melibatkan diri dalam membentuk karakter dan pengetahuan generasi bangsa.

“Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”: Tema yang Mengobarkan Semangat Pendidikan

Tema Hari Guru Nasional 2023, “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar,” menyiratkan semangat perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia. Merdeka Belajar bukan lagi sekadar frase, ini adalah gaungan untuk revolusi pendidikan yang melibatkan seluruh komponen masyarakat. Tema ini bukan hanya mengajak untuk merdeka dalam arti literal, tetapi juga merdeka dalam eksplorasi pengetahuan, merdeka dalam menemukan minat dan bakat masing-masing individu. Merdeka Belajar menjadi fokus utama, menggambarkan pentingnya memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka.

“Bergerak Bersama” menjadi sorotan utama tema ini. Ini bukan hanya tanggung jawab guru atau pemerintah, melainkan sebuah gerakan bersama menuju perubahan positif. Guru diharapkan menjadi pionir dalam mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka, dan masyarakat didorong untuk mendukung perubahan ini. Guru diharapkan mampu berdiri di garda terdepan dalam menginspirasi, membimbing, dan mendukung setiap langkah siswa menuju kebebasan belajar yang bermaknaTema ini menciptakan bayangan sebuah ekosistem pendidikan yang inklusif, dinamis, dan berfokus pada kebebasan individu.

Menafsirkan dan Mengurai Pesan dari Logo Hari Guru Nasional 2023

Logo khusus Hari Guru Nasional 2023 menjadi pilar visual untuk meresapi semangat tema tersebut. Seorang guru yang teguh menggenggam buku di tengah-tengah siswa yang membentuk lingkaran menggambarkan kolaborasi dan keterhubungan. Setiap elemen dalam logo ini membawa pesan dan simbolisme yang dalam. Mari mengintip lebih detail makna dalam setiap logo:

Guru dan Buku: Guru yang menggenggam buku menjadi pusat perhatian. Ini tidak hanya melambangkan pengetahuan dan kebijaksanaan yang dipegang oleh guru, tetapi juga kekuatan untuk membimbing siswa menuju cahaya pengetahuan.

Siswa dalam Lingkaran: Siswa yang membentuk lingkaran di sekitar guru menunjukkan konsep kebersamaan dan kolaborasi. Ini adalah simbol keterhubungan antara guru dan siswa, menciptakan lingkungan belajar yang saling mendukung.

Warna Cerah dan Positif: Pilihan warna cerah pada logo tidak hanya estetis, tetapi juga menciptakan atmosfera positif dan optimisme. Ini mencerminkan semangat dan kegembiraan dalam pembelajaran.

Logo ini tidak hanya sekadar gambar, melainkan sebuah narasi visual yang membawa pesan mendalam. Guru yang membimbing, siswa yang berkolaborasi, dan warna-warna cerah menciptakan pandangan tentang pendidikan yang dinamis dan positif. Lingkaran siswa tidak hanya melambangkan siswa yang belajar, tetapi juga simbol keterhubungan yang erat antara guru, siswa, dan masyarakat.

Logo ini menegaskan bahwa pendidikan bukanlah usaha individu, melainkan sebuah perjalanan bersama. Siswa tidak hanya dilihat sebagai penerima pengetahuan, tetapi sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Pesan ini membangun semangat “Bergerak Bersama” yang tersemat dalam tema Hari Guru Nasional 2023.

Membersamai Perjalanan Edukatif dengan Apresiasi, Terima Kasih, dan Harapan

Hari Guru Nasional adalah waktu yang tepat untuk merenungkan peran penting para pendidik dalam membentuk karakter dan kecerdasan generasi muda. Sebagaimana kita merayakan Hari Guru Nasional pada tahun 2023, mari sampaikan apresiasi yang mendalam kepada para pendidik yang telah dan terus membentuk generasi penerus bangsa. Hari ini bukan hanya tentang memberikan ucapan terima kasih formal, melainkan sebuah momen untuk merenungkan bagaimana kita semua dapat berkontribusi dalam mengukir masa depan pendidikan yang lebih cerah.

Dengan tema “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar” dan logo yang memancarkan semangat kolaborasi, kita memiliki kesempatan untuk berkomitmen bersama menuju perubahan positif dalam dunia pendidikan. Setiap langkah kecil, setiap usaha, dan setiap kontribusi dapat membentuk perjalanan panjang pendidikan Indonesia.

Selamat Hari Guru Nasional! Semoga hari ini menjadi momen refleksi, apresiasi, dan komitmen untuk bersama-sama mengukir masa depan pendidikan yang lebih baik dan lebih merdeka.

This article was published on Simpul Indonesia.com.

January 1

Merayakan Dedikasi Guru Indonesian dengan Meresapi Sejarah, Tema, dan Simbolisme Logo Hari Guru Nasional

Setiap tahun, Indonesia merayakan Hari Guru Nasional sebagai penghormatan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa yang membimbing anak-anak bangsa menuju puncak ilmu pengetahuan. Tanggal 25 November menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan tanah air, dan pada tahun 2023, tema “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar” dan logo khusus mengisyaratkan perubahan besar dalam paradigma pendidikan.

Menggali sejarah penetapan Hari Guru Nasional, merenung makna tema, dan menafsirkan logo bukan sekadar ritual intelektual. Ini adalah langkah penting untuk memberikan makna dan konteks kepada peringatan Hari Guru Nasional. Sejarah mengingatkan kita akan akar dan nilai-nilai yang membentuk perayaan ini, sementara tema dan logo menggambarkan arah dan semangat pendidikan ke depan.

Memahami sejarah memberi kita apresiasi yang lebih mendalam terhadap perjuangan para pendidik di masa lalu, sementara tema dan logo menjadi peta jalan untuk perubahan di masa depan. Merdeka Belajar bukan hanya slogan, ini adalah panggilan untuk setiap orang, dari murid hingga guru, orang tua, dan masyarakat, untuk aktif terlibat dalam membentuk pendidikan yang lebih baik dan lebih merdeka.

Sejarah Mengukir Jejak “Hari Guru Nasional pada Tanggal 25 November”

Untuk memahami betapa dalamnya makna Hari Guru Nasional, kita perlu melihat ke belakang, merenung sejarah yang menyertainya. Tanggal 25 November bukanlah pilihan sembarangan, ini adalah penanda lahirnya Ki Hajar Dewantara, seorang bapak pendidikan nasional yang jasa-jasanya masih terus kita rasakan hingga saat ini. Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889, dan sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan besar yang beliau tinggalkan, tanggal lahirnya diusulkan sebagai Hari Guru Nasional.

Pada 25 November 1994, tepat pada peringatan lahirnya Ki Hajar Dewantara, Presiden Soeharto resmi menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Guru Nasional. Keputusan tersebut bukan hanya penghormatan kepada sosok Ki Hajar Dewantara, tetapi juga sebagai wujud penghargaan kepada seluruh guru di Indonesia yang setiap hari dengan penuh dedikasi melibatkan diri dalam membentuk karakter dan pengetahuan generasi bangsa.

“Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”: Tema yang Mengobarkan Semangat Pendidikan

Tema Hari Guru Nasional 2023, “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar,” menyiratkan semangat perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia. Merdeka Belajar bukan lagi sekadar frase, ini adalah gaungan untuk revolusi pendidikan yang melibatkan seluruh komponen masyarakat. Tema ini bukan hanya mengajak untuk merdeka dalam arti literal, tetapi juga merdeka dalam eksplorasi pengetahuan, merdeka dalam menemukan minat dan bakat masing-masing individu. Merdeka Belajar menjadi fokus utama, menggambarkan pentingnya memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka.

“Bergerak Bersama” menjadi sorotan utama tema ini. Ini bukan hanya tanggung jawab guru atau pemerintah, melainkan sebuah gerakan bersama menuju perubahan positif. Guru diharapkan menjadi pionir dalam mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka, dan masyarakat didorong untuk mendukung perubahan ini. Guru diharapkan mampu berdiri di garda terdepan dalam menginspirasi, membimbing, dan mendukung setiap langkah siswa menuju kebebasan belajar yang bermaknaTema ini menciptakan bayangan sebuah ekosistem pendidikan yang inklusif, dinamis, dan berfokus pada kebebasan individu.

Menafsirkan dan Mengurai Pesan dari Logo Hari Guru Nasional 2023

Logo khusus Hari Guru Nasional 2023 menjadi pilar visual untuk meresapi semangat tema tersebut. Seorang guru yang teguh menggenggam buku di tengah-tengah siswa yang membentuk lingkaran menggambarkan kolaborasi dan keterhubungan. Setiap elemen dalam logo ini membawa pesan dan simbolisme yang dalam. Mari mengintip lebih detail makna dalam setiap logo:

Guru dan Buku: Guru yang menggenggam buku menjadi pusat perhatian. Ini tidak hanya melambangkan pengetahuan dan kebijaksanaan yang dipegang oleh guru, tetapi juga kekuatan untuk membimbing siswa menuju cahaya pengetahuan.

Siswa dalam Lingkaran: Siswa yang membentuk lingkaran di sekitar guru menunjukkan konsep kebersamaan dan kolaborasi. Ini adalah simbol keterhubungan antara guru dan siswa, menciptakan lingkungan belajar yang saling mendukung.

Warna Cerah dan Positif: Pilihan warna cerah pada logo tidak hanya estetis, tetapi juga menciptakan atmosfera positif dan optimisme. Ini mencerminkan semangat dan kegembiraan dalam pembelajaran.

Logo ini tidak hanya sekadar gambar, melainkan sebuah narasi visual yang membawa pesan mendalam. Guru yang membimbing, siswa yang berkolaborasi, dan warna-warna cerah menciptakan pandangan tentang pendidikan yang dinamis dan positif. Lingkaran siswa tidak hanya melambangkan siswa yang belajar, tetapi juga simbol keterhubungan yang erat antara guru, siswa, dan masyarakat.

Logo ini menegaskan bahwa pendidikan bukanlah usaha individu, melainkan sebuah perjalanan bersama. Siswa tidak hanya dilihat sebagai penerima pengetahuan, tetapi sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Pesan ini membangun semangat “Bergerak Bersama” yang tersemat dalam tema Hari Guru Nasional 2023.

Membersamai Perjalanan Edukatif dengan Apresiasi, Terima Kasih, dan Harapan

Hari Guru Nasional adalah waktu yang tepat untuk merenungkan peran penting para pendidik dalam membentuk karakter dan kecerdasan generasi muda. Sebagaimana kita merayakan Hari Guru Nasional pada tahun 2023, mari sampaikan apresiasi yang mendalam kepada para pendidik yang telah dan terus membentuk generasi penerus bangsa. Hari ini bukan hanya tentang memberikan ucapan terima kasih formal, melainkan sebuah momen untuk merenungkan bagaimana kita semua dapat berkontribusi dalam mengukir masa depan pendidikan yang lebih cerah.

Dengan tema “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar” dan logo yang memancarkan semangat kolaborasi, kita memiliki kesempatan untuk berkomitmen bersama menuju perubahan positif dalam dunia pendidikan. Setiap langkah kecil, setiap usaha, dan setiap kontribusi dapat membentuk perjalanan panjang pendidikan Indonesia.

Selamat Hari Guru Nasional! Semoga hari ini menjadi momen refleksi, apresiasi, dan komitmen untuk bersama-sama mengukir masa depan pendidikan yang lebih baik dan lebih merdeka.

This article has been published at SImpul indonesia

November 10

Asimilasi kultur, natur, dan tutur Bahasa Inggris di Tana Toraja

Judul: Asimilasi kultur, natur, dan tutur Bahasa Inggris di Tana Toraja

Penerbit: Haura Utama

Pengarang: Widya Rizky Pratiwi, Juhana, Lukytta Gusti Acfira, Yuyun Sugianti

Tahun: 2023

Seri: –

ISBN: 978-623-492-651-4

Link: https://penerbithaura.com/product/asimilasi-kultur-natur-dan-tutur-bahasa-inggris-di-tana-toraja/

Website: https://penerbithaura.com/

Email: haurautama@gmail.com

November 10

Menyemai Makna pada Peringatan Hari Pahlawan

Seiring berjalannya waktu, suara-suara pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan seringkali terdengar samar di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Namun, pada setiap tanggal 10 November, kita diingatkan untuk merekam jejak-jejak berharga mereka melalui peringatan Hari Pahlawan. Tulisan menjadi medium yang memungkinkan kita merenung dan menyelami makna peristiwa ini dengan lebih mendalam.

Menggali Jejak Sejarah: Hari Pahlawan 10 November

Setiap tahun, pada tanggal 10 November, bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan sebagai penghormatan dan penghargaan kepada para pejuang yang telah berkorban untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Sejarah penetapan Hari Pahlawan tentunya memiliki akar yang dalam pada perjalanan panjang menuju kemerdekaan.

Sebagai tanah air yang telah mengalami berabad-abad penjajahan, Indonesia mencapai titik balik pada awal abad ke-20. Perlawanan terhadap penjajahan menjadi semakin kuat, dan para pejuang yang mendedikasikan hidup mereka untuk kemerdekaan bangsa iIndonesia dan menjadi pahlawan-pahlawan nasional.

Puncak dari perjuangan ini adalah pertempuran Surabaya pada tahun 1945, yang merupakan salah satu babak awal dalam perang kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini terjadi antara tentara Indonesia yang baru memproklamasikan kemerdekaan dan tentara sekutu yang mencoba menguasai kembali wilayah Indonesia. Pertempuran ini menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Meskipun Indonesia belum secara resmi merdeka pada saat itu, semangat kemerdekaan meletup di kota-kota besar, termasuk kota Surabaya. Para pejuang Indonesia, yang pada saat itu belum memiliki alat dan persenjataan yang memadai, dengan gagah berani melawan tentara sekutu yang kembali ke Indonesia.

Salah satu momen krusial terjadi di Hotel Yamato, Surabaya, tempat di mana para pejuang Indonesia dan tentara Sekutu bentrok. Di tengah pertempuran yang sengit, seorang jenderal pemberani, Jenderal Sudirman, mengalami luka-luka serius. Meskipun demikian, semangatnya tidak pernah surut. Inilah salah satu contoh heroisme yang menandai perjuangan melawan penjajahan pada saat itu. Dan gugurnya Jenderal Sudirman dianggap sebagai salah satu momen penting dan menggugah semangat kemerdekaan.

Seiring berjalannya waktu, banyak pahlawan-pahlawan lainnya yang gugur dalam perang dan perjuangan kemerdekaan. Pada tanggal 6 November 1959, pemerintah Indonesia, melalui Presiden Soekarno, secara resmi menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan melalui Keputusan Presiden Nomor 316 tahun 1959. Penetapan ini bertujuan untuk menghormati dan mengenang jasa para pahlawan yang telah guru demi berkorban untuk kemerdekaan Indonesia. Selain itu, penetapan hari pahlawan ini bertujuan untuk memberikan semangat juang kepada generasi penerus.

Sejak saat itu, setiap tahun, seluruh negeri berkumpul untuk mengenang dan menghormati para pahlawan. Peringatan ini tidak hanya sekedar ritual formal, tetapi juga momen refleksi untuk menilai sejauh mana kita telah mewujudkan cita-cita dan nilai-nilai yang diwariskan oleh para pahlawan kita.

Hari Pahlawan, yang diperingati pada tanggal 10 November merupakan momentum untuk mengenang, menghormati, dan merenungkan sejarah panjang perjuangan yang telah membentuk dan melandasi eksistensi bangsa ini. Sebuah hari di mana kita, sebagai bangsa yang merdeka, bersama-sama mengakui dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada mereka yang telah menjadi pilar kemerdekaan kita.

Mengukir Makna Tema Hari Pahlawan 10 November 2023

Pada tahun 2023 ini, Hari Pahlawan hadir dengan tema yang mendalam dan memotivasi, yaitu “Bersatu untuk Membangun, Menghormati, dan Mewarisi.” Menurut kacamat penulis, tema ini bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah panggilan untuk menyatukan energi positif, menghargai sejarah, dan mewarisi semangat pahlawan dalam setiap langkah kita ke depan.

Makna “Bersatu untuk Membangun” membawa kita kepada esensi kolaborasi dan persatuan. Membangun bukan merupakan tugas yang dapat diemban sendiri. Membangun adalah sebuah rangkaian perjalanan yang harus dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan. Pahlawan-pahlawan kita, dengan semangat kesatuan, melangkah maju dalam menghadapi tantangan dan membangun fondasi kemerdekaan. Hari Pahlawan 2023 mengajak kita semua untuk bersatu dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih baik.

“Menghormati” bermakna menghargai nilai-nilai, pengorbanan, dan semangat yang telah dipersembahkan oleh para pahlawan. Tema ini mengajak kita untuk lebih mendalam dalam mengenang perjuangan para pahlawan, memahami nilai-nilai yang mereka anut, dan menjadikan penghormatan sebagai landasan dalam tindakan sehari-hari.

Makna kata “Mewarisi” bukan hanya tentang menerima secara pasif, melainkan mengambil tindakan untuk menjaga dan melanjutkan warisan perjuangan. Tema Hari Pahlawan 2023 mengingatkan kita akan tanggung jawab untuk meneruskan semangat kemerdekaan, keadilan, dan persatuan kepada generasi selanjutnya. Pahlawan-pahlawan kita telah memberikan warisan berharga. Sehingga tugas kita adalah menjaga serta melanjutkan warisan itu dengan tindakan nyata.

Seiring berjalannya waktu, tema ini mengingatkan kita akan pentingnya persatuan dalam menghadapi berbagai kompleksitas tantangan modern. Membangun, menghormati, dan mewarisi adalah langkah-langkah konkrit yang harus kita ambil sebagai generasi penerus. Tema ini menyerukan bahwa dalam persatuan kita membangun, dengan menghormati kita mendalami makna sejarah, dan dengan mewarisi kita menjadi pewaris dan pelanjut semangat pahlawan.

Sebagai bangsa, kita berdiri di ambang masa depan yang terus berkembang. Tema Hari Pahlawan 2023 memandu kita untuk tidak hanya merayakan sejarah, tetapi juga untuk membangun masa depan yang berkelanjutan, memperkaya nilai-nilai kita dengan penghormatan yang tulus, dan menjadi pelaku aktif dalam mewarisi semangat perjuangan. Dengan bersatu, menghormati, dan mewarisi, kita dapat merajut kisah kebangkitan yang akan terus menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

Makna Hari Pahlawan bagi Dunia Pendidikan

Hari Pahlawan memiliki makna yang sangat penting dalam konteks dunia pendidikan. Peringatan Hari Pahlawan, yang jatuh pada tanggal 10 November setiap tahunnya di Indonesia, bukan hanya tentang menghormati dan mengenang jasa-jasa para pejuang kemerdekaan, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap pendidikan.

Pendidikan Nilai-nilai Patriotisme dan Kepahlawanan: Hari Pahlawan adalah kesempatan yang luar biasa untuk memberikan pendidikan mengenai nilai-nilai patriotisme, semangat nasionalisme, dan keberanian kepada siswa. Melalui kisah-kisah perjuangan pahlawan, siswa dapat memahami betapa pentingnya mencintai tanah air, berkontribusi untuk kebaikan bersama, dan berani menghadapi rintangan demi cita-cita yang lebih tinggi.

Hari Pahlawan juga dapat menjadi momentum untuk meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan siswa. Melalui kegiatan-kegiatan spesial dan proyek-proyek pendidikan yang terkait dengan Hari Pahlawan, sekolah dapat menciptakan suasana yang membangkitkan kecintaan pada tanah air dan kebersamaan. Ini membantu mengembangkan identitas nasional yang kuat di kalangan generasi muda.

Peringatan Hari Pahlawan menyediakan kesempatan untuk mengeksplorasi dan memahami lebih dalam sejarah lokal dan nasional. Pahlawan-pahlawan yang dihormati pada Hari Pahlawan dapat menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi siswa. Kisah-kisah heroik para pejuang kemerdekaan mengajarkan siswa untuk tidak hanya menghargai sejarah, tetapi juga mengejar keunggulan dan berani menghadapi tantangan dalam kehidupan mereka. Pendidik dapat menggunakan kisah-kisah ini untuk memotivasi siswa agar memiliki tekad untuk mencapai prestasi tinggi. Selain itu, pendidik dapat merancang program pembelajaran yang mendalam tentang perjuangan kemerdekaan dan perkembangan bangsa Indonesia. Ini membantu siswa memahami akar dan evolusi masyarakat serta nilai-nilai yang membentuk negara mereka.

Kisah pahlawan dapat diintegrasikan ke dalam program pendidikan karakter. Siswa dapat belajar tentang nilai-nilai seperti keberanian, kesetiaan, dan semangat keadilan melalui contoh nyata pahlawan. Ini membentuk landasan moral yang kuat bagi perkembangan pribadi dan sosial siswa.

Dengan menyelenggarakan acara dan kegiatan yang terfokus pada makna Hari Pahlawan, dunia pendidikan dapat memastikan bahwa generasi muda dapat memahami dan menghargai warisan pahlawan serta mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam sikap dan perilaku sehari-hari mereka.

Lalu, apa yang harus dilakukan siswa untuk menghormati dan memaknai Hari Pahlawan?

Dihimpun dari beberapa sumber dan pengalaman penulis, langkah-langkah yang dapat diambil oleh siswa untuk merayakan dan memaknai Hari Pahlawan adalah sebagai berikut:

  1. Pendidikan dan Pembelajaran:

Siswa dapat mengambil inisiatif untuk mempelajari lebih dalam mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Membaca buku, menonton dokumenter, atau berpartisipasi dalam diskusi kelas mengenai tema perjuangan pahlawan.

  1. Partisipasi dalam Upacara Bendera:

Siswa dapat aktif berpartisipasi dalam upacara bendera yang diadakan di sekolah pada Hari Pahlawan. Keikutsertaan dalam pengibaran bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan adalah bentuk penghormatan yang sederhana namun bermakna.

  1. Menghadiri Peringatan Hari Pahlawan:

Siswa dapat menghadiri peringatan resmi yang diadakan di sekolah atau masyarakat setempat. Kegiatan ini dapat melibatkan penghormatan kepada pahlawan, pidato, dan kegiatan kreatif lainnya yang terkait dengan tema Hari Pahlawan.

  1. Mengenang Pahlawan Lokal:

Siswa dapat mencari informasi mengenai pahlawan-pahlawan lokal di daerah mereka. Mengenali kontribusi dan perjuangan pahlawan lokal merupakan cara untuk memperkaya pemahaman sejarah mereka sendiri.

  1. Menulis Esai atau Karya Sastra:

Menyalurkan apresiasi dan pemahaman siswa melalui tulisan bisa menjadi langkah positif seperti hal yang dilakukan oleh penulis saat ini. Menulis esai, puisi, atau karya sastra lainnya yang menggambarkan pemaknaan pribadi terhadap Hari Pahlawan dan nilai-nilai yang ingin diteruskan.

  1. Membuat Proyek Kreatif:

Siswa dapat berkolaborasi untuk membuat proyek kreatif yang menggambarkan semangat pahlawan. Ini bisa berupa pameran foto, video, seni mural, atau proyek kreatif lainnya yang mencerminkan penghargaan terhadap pahlawan.

  1. Diskusi Kelas:

Mengadakan diskusi kelas tentang peran pahlawan dalam sejarah Indonesia dan bagaimana nilai-nilai kepahlawanan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi ini dapat melibatkan pemahaman pribadi siswa tentang arti menjadi pahlawan di zaman modern.

  1. Partisipasi dalam Kegiatan Sosial:

Siswa dapat terlibat dalam kegiatan sosial atau kepedulian masyarakat sebagai bentuk nyata dari semangat kepahlawanan. Volunteerisme, kegiatan lingkungan, atau membantu sesama adalah langkah-langkah konkrit yang mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan.

  1. Menjaga Kebhinekaan dan Toleransi:

Merayakan Hari Pahlawan juga melibatkan penghormatan terhadap keberagaman. Siswa dapat berperan dalam menjaga kebhinekaan dan memupuk sikap toleransi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

  1. Mengembangkan Semangat Kritis dan Aktif:

Siswa dapat diberdayakan untuk mengembangkan semangat kritis dan aktif dalam menilai kebijakan atau isu-isu yang berkaitan dengan nasionalisme dan kemerdekaan.

Melalui langkah-langkah ini, siswa dapat merayakan Hari Pahlawan dengan cara yang bermakna dan memberikan kontribusi positif bagi pemahaman mereka tentang sejarah, kebangsaan, dan kepahlawanan. Akhir kata, penulis mengucapkan “Selamat hari Pahlawan 10 november 2023”.

This article has been published at Sulselpedia.com

November 10

Memaknai Tema Sumpah Pemuda 2023 “Bersama Majukan Indonesia” untuk Pendidikan yang Lebih Berkualitas

Tema Sumpah Pemuda 2023, “Bersama Majukan Indonesia,” membawa kita kembali ke akar perjuangan dan semangat persatuan yang menjadi landasan bagi kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1928, para pemuda dari berbagai pelosok tanah air bersatu dalam tekad untuk menyatukan Indonesia di bawah satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Tekad ini mewakili semangat persatuan yang kuat dan kerinduan akan kebebasan.

Dalam konteks pendidikan, tema ini memiliki makna yang mendalam dan relevan. “Bersama Majukan Indonesia” mencerminkan pentingnya kolaborasi dan kerja sama untuk mencapai kemajuan yang lebih besar dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam pendidikan. Ini adalah panggilan untuk bersatu demi menghadirkan perubahan positif dan pembangunan yang inklusif.

Dalam dunia pendidikan, tema “Bersama Majukan Indonesia” mengingatkan kita bahwa persatuan adalah kunci dalam mencapai kemajuan. Persatuan berkaitan erat dengan makna menjunjung toleransi. Tentunya, pendidikan masi kini harus mengajarkan siswa untuk menghargai keragaman budaya, agama, dan etnis, serta memupuk semangat untuk bersatu demi tujuan yang lebih besar, seperti kemajuan bangsa. Bersama-sama, kita dapat mencapai tujuan yang lebih besar daripada jika kita berdiri sendiri. Pendidikan adalah salah satu kunci utama dalam mencapai kemajuan Indonesia. Melalui pendidikan yang berkualitas, kita mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin, inovator, dan pembangun masa depan. Ini mencakup pengembangan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja, kreativitas, dan pemecahan masalah.

Bersama Majukan Indonesia juga mencerminkan pentingnya kolaborasi dalam pendidikan untuk saling berbagi pengetahuan. Guru, siswa, orang tua, dan masyarakat harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa. Kolaborasi antar lembaga pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta juga penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Tema ini juga menggarisbawahi pentingnya inklusi dan keadilan dalam pendidikan. Setiap warga negara harus memiliki akses yang sama ke pendidikan berkualitas, tanpa memandang latar belakang ekonomi, suku, atau lokasi geografis. Ini mencakup upaya untuk memastikan bahwa daerah-daerah terpencil dan masyarakat yang kurang beruntung juga dapat mengakses pendidikan yang sama.

Bersama Majukan Indonesia tentunya juga mengingatkan kita untuk merawat warisan sejarah dan semangat patriotisme yang menjadi bagian dari perjuangan bangsa sejak zaman dulu hingga sekarang. Pendidikan harus terus memasukkan sejarah nasional dan nilai-nilai patriotisme dalam kurikulum, sehingga siswa dapat memahami perjuangan yang telah ada dan merasa terhubung dengan nilai-nilai yang membentuk identitas nasional.

Tema Sumpah Pemuda 2023, “Bersama Majukan Indonesia,” mencerminkan semangat kolaborasi dan kerja sama dalam rangka mengembangkan Indonesia menjadi negara yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing.  Dengan menghayati tema “Bersama Majukan Indonesia” dalam pendidikan, kita tidak hanya melanjutkan semangat Sumpah Pemuda, tetapi juga mempersiapkan generasi muda untuk menjadi agen perubahan yang aktif dan berkontribusi dalam memajukan negara ini. Bersama-sama, kita dapat membangun Indonesia yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan.

Lalu, bagaimana mewujudkan Tema “Bersama Majukan Indonesia”?

Tema “Bersama Majukan Indonesia” dalam Sumpah Pemuda 2023 menggambarkan semangat kolaborasi dan kerja sama untuk meningkatkan kualitas Pendidikan dan mengangkat bangsa Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Dalam bidang pendidikan, tema ini bisa diwujudkan melalui pendidikan inklusif dan merata, peningkatan dan perbaikan kualitas Pendidikan, dukungan terhadap pengembangan keterampilan, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, peningkatan kerja sama dengan Industri, penekanan terhadapa Pendidikan berkarakter, memasukkan pendidikan lingkungan dan kewarganegaraan, mendorong partisipasi siswa dalam pengambilan keputusan Pendidikan, melakukan evaluasi dan perbaikan yang terus berkelanjutan, serta menumbuhkan kesadaran sejarah dan patriotism.

Untuk meningkatkan kualitas Pendidikan, seluruh elemen terkait harus mempertimbangkan Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan. Salah satunya adalah kesejahteraan guru. Guru adalah salah satu elemen kunci penentu kesuksesan siswa dalam belajar. Tentunya, dalam peningkatan kualitas pendidikan, berbagai pelatihan untuk guru harus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan guru. Selain itu, mengembangkan kurikulum yang relevan dengan dunia kerja juga memainkan peranan yang sangat krusial. Kurikulum perlu disesuaikan agar mencakup keterampilan yang dibutuhkan dalam ekonomi modern, termasuk keterampilan digital, keahlian kewirausahaan, dan pemecahan masalah.

Selain itu, hal yang perlu ditanamkan kepada siswa adalah Pendidikan berbasi karakter. Mengembangkan pendidikan karakter yang mempromosikan nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, toleransi, dan rasa hormat sangat penting dalam menciptakan generasi pemuda yang bermoral dan beretika. Salah satu ide unik yang diajukan penulis adalah memasukkan pendidikan tentang lingkungan dalam kurikulum. Ini juga penting karena dengan berbekal Pendidikan lingkungan, siswa akan dibekali dengan pengetahuan dan kesadaran tentang peran mereka dalam menjaga lingkungan yang berkontribusi secara langsung dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain itu, untuk dalam upaya untuk mencapai kualitas Pendidikan yang maksimal, pemerintah harus memastikan adanya fasilitas yang memadai dan merata. Untuk mewujudkan pendidikan inklusif dan merata, pemerintah hendaknya dapat memastikan bahwa pendidikan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang ekonomi, suku, agama, atau kondisi fisik. Program beasiswa dan bantuan keuangan perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan.

Selain itu, mendorong integrasi teknologi dalam pendidikan dipandang sangat penting dalam era globalisasi ini. Teknologi dapat membantu memperluas akses ke pendidikan, mengpersonalisasi pengalaman belajar, dan memberikan akses ke sumber daya pendidikan yang lebih luas. Hal yang tidak kalah penting dalam perjalanan Pendidikan adalah kerja sama dengan industry. Membangun kemitraan erat antara dunia pendidikan dan industry dapat membantu memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Program magang dan kerja sama pendidikan-vokasi dapat meningkatkan keterlibatan industri dalam pendidikan. Dari kacamata penulis, implementasi kurikulum merdeka sudah relevan dengan tuntutan arah pendidikan masa kini.

Dan Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan. Melakukan evaluasi berkala terhadap sistem pendidikan, mengidentifikasi kelemahan, dan melakukan perbaikan berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan kualitas Pendidikan sesuai dengan tema sumpah pemuda “Bersama Membangun Indonesia”. Evaluasi tentunya melibatkan pengumpulan data dan umpan balik dari berbagai pihak terkait dengan pendidikan.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, pendidikan akan menjadi sarana yang kuat dalam mencapai tema Sumpah Pemuda 2023, yaitu “Bersama Majukan Indonesia.” Pendidikan yang berkualitas dan inklusif akan mempersiapkan generasi muda untuk berkontribusi dalam memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik. Dan satu hal yang penting, mari kita tetap menumbuhkan kesadaran aka sejarah dan patriotism karena sejarah bangsa dan semangat patriotisme merupakan bagian integral dari kurikulum Pendidikan yang membantu siswa memahami perjuangan yang telah ada dan merasa terhubung dengan nilai-nilai nasional.

Melalui tulisan ini, penulis ingin mengucapkan “Selamat Hari Sumpah Pemuda. Mari bersama memajukan Indonesia menjadi lebih baik dalam Pendidikan”.

This article has been published at Simpulindonesia.com

November 2

The Era of E-Learning and the Challenges for Rural Areas

Pengarang: Dwi Maharrani, Kurnia Saputri, Widya Rizky Pratiwi, Eka Apriani, Muthmainnah Muthmainnah, Idi Warsah, Dadan Supardan
Tanggal terbit: 2023
Buku: Contemporary Challenges in Education
Jilid: 1
Halaman: 105
Penerbit: IGI Global Publishing Tomorrow’s Research Today
Link: https://www.igi-global.com/chapter/the-era-of-e-learning-and-the-challenges-for-rural-areas/333221
DOI: 10.4018/979-8-3693-1826-3.ch017
November 2

Unlocking Language and Knowledge: Exploring the Synergy of ESP and CLIL

Penerbit: UKI Toraja Press

Pengarang: written by Dr. Rigel Sampelolo,M.Pd., Dr. Muhaimin Abdullah, M.Pd. ; editor, Dr. Widya R. Pratiwi, M.Pd.

Tahun: 2023

Seri: –

ISBN: 978-623-8306-10-7

Link: https://www.ukitorajapress.com/product/unlocking-language-and-knowledge-exploring-the-synergy-of-esp-and-clil/

Website: https://ukitoraja.ac.id/webx/

Email: ylimbongan@yahoo.com

October 31

Sumpah Pemuda: Sebuah Narasi Sejarah tentang Semangat Kesatuan untuk Kemerdekaan dan Pendidikan

Sumpah Pemuda: Sebuah Narasi Sejarah tentang Semangat Kesatuan untuk Kemerdekaan

Pada tahun 1928, Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda yang telah berlangsung selama berabad-abad. Rakyat Indonesia hidup dalam keterbatasan, dengan hak-hak mereka yang terus menerus terancam dan kebebasan yang tak kunjung tiba. Namun, di tengah tekanan penjajahan, terutama di kalangan pemuda, semangat perlawanan mulai tumbuh. Inilah latar belakang lahirnya Sumpah Pemuda, momen bersejarah yang memicu perjuangan menuju kemerdekaan.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, di Jakarta, yang pada saat itu dikenal sebagai Batavia, Kongres Pemuda II diadakan. Kongres ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi pemuda dari seluruh Nusantara. Di antara para pemuda yang berpartisipasi, terdapat tokoh-tokoh muda yang menjadi pilar pergerakan nasional, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutomo.

Dalam suasana yang sarat semangat nasionalisme, pemuda-pemuda ini bersatu untuk menyuarakan tekad mereka untuk merdeka. Mereka merasa bahwa persatuan menjadi kunci menuju kemerdekaan. Terinspirasi oleh semangat perjuangan pemuda dari seluruh negeri, para pemuda tersebut menyusun Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda, yang terdiri dari dua butir tekad utama, menjadi manifestasi dari semangat perjuangan yang berkobar dalam hati para pemuda Indonesia. Butir pertama menyatakan tekad mereka untuk satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yang pada dasarnya berbicara tentang persatuan yang kuat. Mereka ingin menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, yang akan memfasilitasi komunikasi antar berbagai etnis dan suku di Indonesia. Butir kedua menyatakan tekad mereka untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam segala bidang. Ini mencerminkan kesadaran bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencapai kemerdekaan, dan pemuda harus bersatu untuk mencapai tujuan ini.

Sumpah Pemuda yang diucapkan pada hari itu menggema sebagai simbol perlawanan yang kuat terhadap penjajahan. Ini juga menjadi tonggak awal bagi gerakan perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan. Seiring berjalannya waktu, semangat dan tekad dalam Sumpah Pemuda ini mengilhami berbagai gerakan nasional, termasuk gerakan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di Indonesia.

Sumpah Pemuda memainkan peran penting dalam perjalanan sejarah Indonesia. Sumpah Pemuda memotivasi generasi pemuda untuk terus berjuang demi kemerdekaan, dan memperkuat semangat persatuan dalam keberagaman budaya yang kaya. Selama bertahun-tahun, Sumpah Pemuda telah menjadi sebuah simbol penting dalam kehidupan sosial dan politik Indonesia, dan perayaan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober setiap tahunnya adalah pengingat akan semangat tersebut.

Sumpah Pemuda adalah warisan berharga yang harus terus dilestarikan dan dijunjung tinggi oleh generasi muda saat ini. Peringatan akan momen bersejarah ini harus memotivasi kita untuk bersatu, berjuang untuk perubahan positif, dan terus mengembangkan pendidikan yang berkualitas sebagai landasan menuju masa depan yang lebih baik bagi Indonesia yang merdeka.

Makna Sumpah Pemuda dalam Pendidikan

Dalam konteks pendidikan, Sumpah Pemuda memiliki makna yang mendalam dan relevan. Hal ini terkait dengan semangat persatuan, kemerdekaan berpikir, komitmen terhadap kemajuan bangsa, patriotisme dan nasionalisme, dan partisipasi sosial.

Sumpah Pemuda mengajarkan pentingnya persatuan dan toleransi dalam mencapai tujuan besar. Pendidikan berkarakter tentunya mengajarkan siswa untuk menghargai keragaman budaya, agama, dan etnis, serta memupuk semangat untuk bersatu demi tujuan yang lebih besar, seperti kemajuan bangsa.

Sumpah Pemuda mencerminkan semangat kemerdekaan berpikir. Pendidikan dalam kurikulum merdeka mendorong siswa untuk berpikir kritis, mengembangkan gagasan mereka sendiri, dan tidak takut untuk menyuarakan pendapat. Ini adalah pondasi demokrasi dan perkembangan masyarakat yang maju. Siswa harus diajarkan untuk berpikir independen, menghormati hak asasi manusia, dan berani mengemukakan pandangan mereka.

Sumpah Pemuda menggarisbawahi komitmen terhadap kemajuan bangsa. Untuk mendorong dan mendukung komitmen ini, tentunya pemuda harus dibekali pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Pendidikan menjadi pondasi dalam memberikan landasan bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan politik. Ini termasuk pendidikan berkualitas, peluang yang adil, dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.

Sumpah Pemuda mengilhami rasa patriotisme dan nasionalisme yang berkaitan dengan rasa kecintaan pada bangsa dan negara. Tentunya, pendidikan harus membantu siswa mengembangkan rasa bangga menjadi bagian dari Indonesia, memahami sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang membentuk identitas nasional. Rasa patriotisme dan nasionalisme juga melibatkan pengajaran nilai-nilai moral dan etika yang mendukung kesejahteraan bersama.

Terakhir, Sumpah Pemuda mendorong partisipasi aktif dalam perubahan sosial. Dalam pendidikan, partisipasi aktif dalam perubahan sosial dapat mencakup pengembangan keterampilan kepemimpinan dan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah dan memajukan masyarakat. Kecakapan ini menuntut siswa untuk berpartisipasi dan terjun secara langsung untuk mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilannya ke dalam komunitas masyrakat sehingga mendorong siswa untuk menjadi agen perubahan yang positif.

Makna Sumpah Pemuda dalam pendidikan adalah mengintegrasikan nilai-nilai seperti persatuan, kemerdekaan berpikir, komitmen terhadap kemajuan bangsa, patriotisme, dan partisipasi sosial dalam kurikulum dan pendekatan pendidikan. Ini akan membantu menciptakan generasi muda yang kuat, cerdas, dan berkomitmen untuk mewujudkan visi dan semangat Sumpah Pemuda demi masa depan Indonesia yang lebih baik sesuai denga tema Sumpah Pemuda 2023 yakni “Bersama Memajukan Indonesia.”.

This article has been published at Kumparan.com