April 28

International Journal of English Language and Pedagogy

International Journal of English Language and Pedagogy (IJELP) is a journal on researching or documenting issues of original research and writing in English language teaching, English Literature, applied linguistics, and English language assessment and evaluation. IJELP aims to provide a forum for scholarly understanding of the English language and linguistics field and is essential in promoting the process of disseminating theoretical and empirical studies. This journal connects conversational thoughts among English language and linguistics practitioners and researchers with interdisciplinary perspectives. The journal is published electronically two times a year, in May and November. It is published by English Education Postgraduate Study Program, Universitas Terbuka (UT) Indonesia.

The link can be visited https://jurnal.ut.ac.id/index.php/ijelp/index

April 28

Perjuangan Kartini, Pandangan Perempuan, dan Hak Berpendidikan

Tak perlu ramai berkisah siapa gerangan Raden Ajeng Kartini sebab ribuan sketsa dan coretan yang tersiar di media telah cukup mendongeng potret sang pendekar wanita ini. Raden Ajeng Kartini ternama sebagai pejuang emansipasi perempuan di Indonesia. Semangat Kartini untuk memperjuangkan kesetaraan dan kesamaan kelas sosial lahir dari pandangannya terhadap kemampuan dan kebebasan berpikir perempuan Eropa pada masa itu, yang jika dibandingkan dengan kondisi perempuan Indonesia sangatlah tertinggal jauh.

Latar belakang sejarah Indonesia menunjukkan bahwa perempuan adalah gender yang dalam masyarakat hanya ditakdirkan berperan di “dapur, sumur, dan kasur.” Tilas sejarah inilah yang memenjara ruang gerak perempuan hingga melahirkan stigma dalam masyarakat bahwa perempuan adalah sosok yang tidak setara dan sebanding dengan laki-laki. Perempuan dianggap tidak dapat memiliki peran yang besar dalam masyarakat, tidak layak untuk berpendidikan tinggi, tidak dapat menjadi seorang pemimpin negeri, bahkan hanya menduduki strata kedua yang berada dibawah kendali laki-laki.

Perjuangan Kartini di masa lampau agar perempuan diberi kebebasan bisa bersekolah, menuntut ilmu dan melakukan peran-peran sosial yang luas bukanlah hal yang mudah. Beliau harus menghadapi masyarakat yang sudah terlanjur memiliki pandangan bahwa perempuan tidak sama dengan laki-laki. Perjuangan itu pada akhirnya membuahkan hasil meski membutuhkan waktu yang lama.

Buah manis perjuangan Kartini yang dapat dirasakan hingga kini adalah hak perempuan untuk mendapat pendidikan, serta perempuan kini boleh menduduki jabatan-jabatan dalam pemerintahan yang dulunya hanya diisi kaum lelaki seperti presiden. Wanita  saat ini tak terkecuali memiliki kesempatan untuk melakoni profesi yang dulunya identik dengan pekerjaan laki-laki seperti pilot, polisi, tentara, dan lainnya.

Kartini…

Mencitrakan potret perempuan tangguh, tak akan habis lisan berujar untuk memuliakan jasanya dalam memperjuangkan persamaan gender hingga perempuan Indonesia saat ini berani bermimpi. Sosok pelopor kebangkitan perempuan pribumi nusantara, Kartini adalah tokoh emansipasi wanita dengan pemikiran maju yang berwawasan kebangsaan. Antusiasme dan gelora yang pantang menyerah memperjuangkan kedaulatan wanita dalam pendidikan. Hingga dikenang sebagai pahlawan nasional.

Kartini…

Melukiskan sosok perempuan istimewa, tak akan lelah jemari menyanjung kisah perjuangannya dalam menegakkan emansipasi perempuan Indonesia hingga kini kita bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Kisah-kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi semua kalangan, khususnya bagi kebangkitan seorang perempuan. Hingga berpengaruh pada cara pandang dan pola kehidupan bangsa Indonesia saat ini.

Salah satu kutipan RA Kartini yang menjadi cambuk motivasi adalah: “Perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan, pemandangannya telah diperluas, tak akan lagi hidup dalam dunia nenek moyangnya.”

Maka, hari ini tepat 21 April 2022, penulis mempersembahkan tulisan ini untuk seluruh kartini di penjuru negeri ini.

Selamat Hari Kartini perempuan-perempuan tangguh Indonesia.

This article has been published in JalurinfoSulbar.

April 14

Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar : Upaya Menciptakan Generasi Emas Bangsa 

Kurikulum Merdeka Belajar diterapkan. Kurikulum ini berbeda dengan kurikulum-kurikulum yang pernah ada di Indonesia. Lalu apa perbedaannya? 

Perkembangan kurikulum di Indonesia dimulai dengan kurikulum 1994 (1994), kurikulum berbasis kompetensi (2004), kurikulum tingkat satuan pendidikan (2006), kurikulum 2013 (2013), dan kurikulum merdeka (2022). Kurikulum Merdeka Belajar diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai bentuk dari tindak evaluasi perbaikan Kurikulum 2013, yang mana sebelumnya, kurikulum ini disebut sebagai Kurikulum Prototipe. Dikutip dari pintek.id, Kurikulum Prototipe merupakan bentuk sederhana dari Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran berbasis pada proyek atau yang lebih familiar dikenal dengan istilah Project Based Learning 

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Kurikulum Merdeka belajar adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Dalam implementasi kurikulum ini, pelajar siswa maupun mahasiswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya. Dilansir dari laman https://ditpsd.kemdikbud.go.id, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi karena landasan filosofi IKM yaitu penekanan pada perkembangan individu (aliran progresivisme), proses pengalaman belajar (konstruktivisme), dan penghargaan terhadap potensi (humanisme).  

Pada hakikatnya, kurikulum ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Pendapat penulis didukung oleh Dr. Ari (2023), seorang trainer pada diklat terkait assesmen Implementasi Kurikum Merdeka. Ia berpendapat bahwa karakteristik kurikulum merdeka adalah pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada materi esensial berupa implementasi pada literasi dan numerasi, serta pembelajaran yang fleksibel. Oleh karena itu, pada implementasinya, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. 

Lalu, bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka di tingkat satuan pendidikan? 

Merujuk pada beberapa referensi, salah satunya pintek.id terkait perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya, merdeka belajar di tingkat PAUD/ TK memiliki makna merdeka untuk bermain. Dalam  penerapan, guru dapat menanamkan sebuah pengetahuan saat anak sedang bermain. Sehingga dapat dikatakan bahwa Kurikulum Merdeka di tingkat satuan pendidikan ini memiliki esensi untuk mengajak anak bermain sambil belajar. Dan pada kesimpulannya, tidak terdapat perbedaan esensi dari kurikulum sebelumnya dengan implementasi kurikulum merdeka belajar pada tingkat PAUD/ TK. 

Merdeka belajar di tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), ada beberapa perbedaan yang terlihat, yaitu adanya penggabungan antara mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi satu yang dinamakan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Selain itu, mata pelajaran bahasa Inggris yang awalnya merupakan mata pelajaran muatan lokal, dalam implementasi kurikulum merdeka ini menjadi mata pelajaran pilihan.  

Merdeka belajar di tingkat satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sebelumnya merupakan mata pelajaran pilihan, saat ini menjadi mata pelajaran wajib sesuai dengan sasarannya yaitu menciptakan generasi unggul yang melek dengan teknologi. 

Merdeka belajar di tingkat satuan pendidikan Sekolah menengah Atas (SMA), sebagaimana yang telah dijelaskan di awal bahwa Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) memungkinkan para siswa tidak akan lagi dikelompokkan berdasarkan kelas peminatan IPA, IPS, ataupun Bahasa. Sementara di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), model pembelajaran akan didesain menjadi lebih sederhana, yaitu 70% mata pelajaran kejuruan dan 30% mata pelajaran umum. Selain itu, pada akhir masa pendidikannya, menjelang akhir studi, layaknya mahasiswa yang dituntut untuk membuat skripsi, tesis, disertasi atau tugas akhir, siswa juga dituntut untuk membuat sebuah esai ilmiah untuk mengasah kemampuannya agar dapat berpikir kritis, ilmiah, dan analitis. 

Sedangkan, Kurikulum Merdeka Belajar Perguruan Tinggi diwujudkan dalam Program Kampus Merdeka sebagaimana mahasiswa diberi kesempatan untuk mempelajari sesuatu di luar program studi yang ditempuhnya. Hal ini bisa dilakukan melalui beberapa cara, seperti praktik kerja (magang), pertukaran mahasiswa, penelitian, proyek independen, wirausaha, menjadi asisten pengajar, juga Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik untuk membangun desa. 

Kelebihan yang paling mencolok dari penerapan kurikulum ini adalah adanya proyek tertentu yang harus dilakukan oleh para peserta didik sehingga mereka dapat menjadi lebih aktif dalam upaya mengeksplorasi dan berkreasi. Selain itu, kurikulum ini juga memancing siswa maupun mahasiswa untuk lebih interaktif dan relevan mengikuti perkembangan zaman, seperti melek teknologi. Namun, di balik kelebihan, tersisip beberapa kekurangan dalam implementasi kurikulum ini seperti ketidaksiapan beberapa SDM guru. Sehingga besar harapan, berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi dengan pemberian pelatihan, seminar, diklat, dan lain sebagainya. Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) ini juga diharapkan menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mencetak generasi emas bangsa yang lebih kompeten dalam berbagai bidang. 

Sumber: 

https://pintek.id/blog/ini-beda-kurikulum-merdeka-belajar-dan-kurikulum-sebelumnya/ 

https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/6824331505561-Latar-Belakang-Kurikulum-Merdeka  

https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/6824815789465-Kebijakan-Pemerintah-Terkait-Kurikulum-Merdeka  

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka#:~:text=Kurikulum%20Merdeka%20adalah%20kurikulum%20dengan,mendalami%20konsep%20dan%20menguatkan%20kompetensi 

Materi Diklat Nasional Teknik dan Strategi Asesmen dalam Kurikulum Merdeka. https://www.youtube.com/watch?v=c0fxetShdrU  

This article has been published at Radar Sulbar

April 14

Neurocognitive Learning Strategy: Metode Tepat Pembelajar Bahasa Cepat 

Motivasi yang tinggi dan strategi yang terarah akan menentukan kesuksesan seseorang dalam menggapai tujuan dan impian” (Widya Rizky Pratiwi, 2021) 

“Bahasa Inggris adalah bahasa yang sulit, rumit, dan membosankan”. Opini inilah yang menggiring rasa takut dan enggan untuk belajar Bahasa Inggris. Namun pendapat ini bukanlah hal yang salah sebab sebuah persepsi lahir dari kenyataan atau pengalaman seseorang. Beberapa penelitian mengungkapkan kendala-kendala yang dihadapi, baik guru maupun siswa, dalam implementasi pengajaran dan pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Sehingga hal ini menuai perspektif negatif di kalangan peserta didik. Dan jika tidak mendapat perhatian khusus, hal ini dapat menjadi sebuah momok yang berkepanjangan yang dapat semakin menurunkan kualitas pembelajaran dan penerimaan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia  

Sebuah penelitian yang penulis lakukan di Kampung Inggris Pare menyimpulkan sebuah pendapat bahwa strategi pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk menentukan tujuan sehingga pemelajaran menjadi lebih terarah. Pelajar berpotensi mengalami kebingungan dan kebosanan tanpa strategi pembelajaran yang tepat karena mereka tidak memiliki patokan dan acuan tentang apa yang harus mereka capai dan dengan apa mereka mencapai tujuan tersebut. Sehingga, strategi pembelajaran diperlukan untuk mengatur seseorang belajar dan tetap fokus pada tujuan.  

Penulis merujuk sebuah istilah neuro-kognisi yang lahir dari hasil penelitian tersebut (Pratiwi, 2021). Strategi belajar neuro-kognisi merupakan strategi belajar yang berkaitan dengan proses berpikir dan bernalar yaitu termasuk kemampuan untuk berkonsentrasi, mengingat sesuatu, memproses informasi, belajar, berbicara, dan memahami. Jadi, “secara alamiah, proses belajar bergantung pada efektifitas fungsi otak” (Sasikumar, Fathima, & Mohan, 2013). Jika dikaitkan dengan proses penerimaan bahasa asing untuk tujuan komunikatif, strategi ini diarahkan pada jenis strategi siswa dalam meningkatkan kosa kata, pengucapan, dan kefasihan berbicara.  

Sebagaimana belajar bahasa adalah untuk tujuan kmunikatif, seluruh elemen berbicara yang tersebut di atas tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hasil penelitian yang dilakukan tersebut menemukan bahwa siswa melakukan serangkaian proses untuk mendapatkan manfaat dalam meningkatkan kosakata, pengucapan, dan kefasihan berbicara sekaligus. Strategi ini dimulai dari “getting input, taking note, reviewing, imitating, dan practicing”.  

Terdapat beberapa sumber masukan (input) untuk meningkatkan keterampilan berbicara (speaking). Namun secara umum, berbicara dapat dimulai dari kegiatan mendengar (listening), baik dari mendengar percakapan orang secara langsung maupun mengakses materi-materi  youtube seperti film, musik, atau situs pembelajaran Bahasa Inggris lainnya seperti liricstraining.com. Akan tetapi, karena kita tidak berada di lingkungan berbahasa Inggris, memperoleh input dari mendengar percakapan orang secara langsung sangatlah sulit. Sehingga, banyak pelajar yang memilih opsi kedua yaitu memperoleh input dengan mengakses materi atau konten dari internet.  

Bagi pelajar pemula, penulis lebih menyarankan untuk belajar melalui film daripada musik karena film akan menampilkan kosakata yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, jika dibandingkan dengan lagu yang menggunakan kata kata yang lebih ke arah sastra atau yang membutuhkan tingkat pemahaman yang lebih tinggi sehingga ini cocok bagi pelajar tingkat lanjutan.  

Belajar dari situs pembelajaran Bahasa Inggris sangat jarang dilakukan karena banyak pelajar yang belum terlalu familiar dengan situs ini. Sebenarnya, terdapat banyak situs pembelajaran Bahasa Inggris yang dapat kita akses, seperti BBC Learning English, Cambridge English Online, British Council, Easy World of English, Exam English, Effortless English Podcast, dan masih banyak lagi. Situs-situs ini memberikan banyak pilihan pembelajaran mulai dari basic sampai tingkat advanced dengan berbagai jenis fokus dan materi yang diinginkan. Sehingga siswa dapat memilih materi sesuai kebutuhan dan tujuan belajar.  

Saat mendengar tersebut, ada baiknya menyiapkan buku catatan untuk mencatat (taking note). Tujuannya adalah agar ketika menemukan kosakata asing atau kurang familiar, pembelajar dapat mencatat osakata tersebut di buku catatan kemudian mengelolanya dengan mencari definisi, persamaan kata, lawan kata, atau membuat kalimat. Sehingga selain mengetahui terjemahan, pembelajar juga dapat memahami konteks penggunaan. Selain mencatat di buku catatan, pembelajar juga dapat juga menuliskan kosakata tersebut di manapun di setiap sudut ruangan yang dapat dengan mudah dijumpai setiap saat ketika melakukan aktifitas di rumah. 

Setelah mencatat, kosakata tersebut harus direview atau dilihat/ didengar kembali secara berulang-ulang. Tak perlu menyediakan waktu khusus untuk melakukan reviewing, kapan dan dimanapun dapat dilakukan ketika ada kesempatan. Oleh karena itu disarankan untuk mencatat kosakata pada buku kecil atau menyimpan materi podcast atau tontonan dalam memori mobile phone agar dapat dibawa kemana-mana. Kegiatan review ini bertujuan untuk meningkatkan kosakata/ vocabulary.  

Selanjutnya adalah imitating atau meniru. Ketika kegiatan mereview biasanya dilakukan dalam silent way atau cara diam, sebaliknya kegiatan meniru harus dilakukan dengan suara nyaring. Tujuannya adalah untuk melatih pelafalan atau pronunciation. Dalam kegiatan ini, pelajar membutuhkan kamus seperti Oxford atau aplikasi yang dapat mengeluarkan suara seperti google translation agar dapat meniru pelafalan dengan tepat.  

Kemudian, setelah memperoleh input, taking note, reviewing, dan imitating, langkah terakhir yang dilakukan adalah practice untuk tujuan peningkatan kefasihan berbicara/ speaking fluency. Karena kita tidak berada dalam lingkungan Bahasa Inggris, peningkatan kefasihan berbicara tidak dapat dilakukan secara alami karena sangat sulit dijumpai komunitas yang memang menggunakan Bahasa Inggris sehari-hari, kecuali kita berada pada lingkungan imersi bahasa seperti Kampung Inggris Pare yang berada di Kediri, jawa Timur. Sehingga peningkatan kemampuan berbicara dapat dilakukan dengan mendesain kegiatan pembelajaran seperti discussion, role play, game sesuai kesepakatan dengan lawan berbicara. Sebab, sangat susah untuk mempraktekkan keterampilan berbicara jika kita tidak memiliki lawan berbicara.  

Itulah kelima langkah belajar Bahasa Inggris yang tepat berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di tahun 2019. Penulis kemudian memperkenalkan metode ini sebagai strategi belajar neurocognitif atau “Neurocognitive Learning Startegy”. Metode ini sangat cocok diterapkan bagi siapa saja yang ingin belajar Bahasa Inggris.  

Semoga memberi manfaat kepada para pembaca. Selamat mencoba… 

This article has been published at Radar Sulbar

April 13

LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan Kebudayaan

Lisan Al-Hal: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan Kebudayaan is a Journal published by the Institution of Research and Outreach for Society of Universitas Ibrahimy Situbondo. The journal is published twice a year (June and December). Redaction invites academics, lecturers, and researchers to participate in writing articles in this journal. Articles are structured scientific work or research results that fit into this journal platform. This E-journal is an online version of the print edition, published by the Institution of Research and Outreach for Society (LP2M) of Universitas Ibrahimy Situbondo. p-ISSN (1693-3230)e-ISSN(2502-3667)

https://journal.ibrahimy.ac.id/index.php/lisanalhal/index
https://journal.ibrahimy.ac.id/index.php/lisanalhal/REVIEWER