June 27

MENEBARKAN SPIRIT PENDIDIKAN MELALUI MEDIA SOSIAL 

Kebebasan Bermedia Sosial 

Di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, kesempatan untuk memperoleh kemudahan dalam menggunakan dan menguasai media sosial sangatlah besar. Dan tak dapat dipungkiri zaman telah menyulap seluruh orang di belahan dunia ini tergantung dengan media sosial karena media sosial menjadi ruang terbesar untuk menunjukkan eksistensi diri, mulai dari hal-hal terkecil hingga terbesar. Semua orang bebas menggunakan media sosial, bebas mengekpresikan segala bentuk jati diri, baik kebebasan berpendapat, mengunggah gambar, berbagi rasa, atau bahkan hanya sekedar menyapa sahabat maya dengan satu kata “halo”.  

Media sosial, tak sedikit yang menjadikannya sebagai ajang pamer dan menyatakan kasta seseorang. Banyak netizen lupa bahwa media sosial adalah sarana menunjukkan eksistensi dan mengekspresikan diri, yang mana setiap orang memiliki hak dan kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri.  

Akan tetapi, kebebasan mengekspresikan diri itu pula diikuti dengan konsekuensi yang besar, positif maupun negatif. Unggahan berupa pendapat, gambar, berita, atau apapun bentuknya bisa saja mendapat pujian dengan memperoleh komentar positif atau “like” yang banyak. Sebaliknya, seseorang harus siap dengan cacian, makian, bullyan, dan tanggapan negatif lainnya karena tidak sedikit pula dari netizen yang tidak suka melihat orang lain bahagia dan sukses dengan pencapaian yang diperoleh orang lain. Sehingga, sebagai akademisi, melihat fenomena ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa berinteraksi di dunia maya atau media sosial perlu kedewasaan dalam memanfaatkannya. 

Satu video yang mempertontonkan aksi kekerasan antar pelajar di sebuah sekolah menengah pertama di Kota Bandung viral di media sosial, November lalu. Berawal dari tantangan yang viral di TikTok.” (Perundungan, gim, dan tantangan viral – ‘Sekolah masih tergagap-gagap menghadapi kasus bullyhttps://www.bbc.com/indonesia/articles/czkdgve3840o).  

Sepotong kutipan berita di atas menggambarkan efek negatif dari media sosial dalam bidang pendidikan yang dapat membunuh karakter generasi emas masa depan bangsa. “Siswa, tiktok, media sosial, kekerasan”, terjadinya penyalahgunaan terhadap kebebasan bermedia sosial yang berujung pada kekerasan ini alangkah menyedihkan dan sangat disayangkan.  

Tidak dapat dipungkiri bahwa tiap orang bebas menggunakan media sosial, bebas mengekspresikan diri, tetapi kebebasan mengekspresikan diri itu pula diikuti dengan konsekuensi yang besar yang dapat berujung pada cacian dan makian, bahkan serang-menyerang melalui dunia maya karena tidak sedikit pula dari mereka yang tidak suka melihat perbedaan dan tidak senang melihat orang lain bahagia. Mereka tidak menyadari bahwa media sosial digunakan sebagai sarana untuk berekspresi, berbagi cerita dan berbagi rasa, bukan digunakan sebagai alat membuktikan suatu hal. 

Menebarkan Spirit Pendidikan melalui Media Sosial 

Media sosial seharusnya menjadi wadah untuk menunjukkan aktivitas dan produktifitas seseorang. Dari kacamata penulis, sebagai orang yang bergelut di bidang pendidikan, menebarkan spirit pendidikan melalui media sosial adalah sebuah dorongan hati. 

Ada banyak hal yang dapat diunggah terkait pendidikan. Konten yang disampaikan dapat berupa foto-foto kegiatan pengajaran di sekolah ataupun penelitian di laboratorium. Unggahan juga dapat berupa informasi produk yang dihasilkan ataupun pendampingan yang dilakukan sebagai output dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. Selain itu, para akademisi juga dapat berbagi pengetahuan terkait Artificial Intelligence (AI) yang dapat dimanfaatkan oleh para akademisi dalam dunia pendidikan, dan juga prestasi siswa/ mahasiswa di institusi pendidikan masing-masing.   

This article has been published at

June 27

Dosen PTN-UT Kelahiran Bulukumba Dr. Widya Rizky Pratiwi Moderator Seminar Nasional Kolaborasi Multistakeholder Percepatan Pencapaian SDGs Indonesia

Mengambil tema “Kolaborasi multistakeholder dalam percepatan pencapaian SDGs Indonesia” Asosiasi Dosen Pengabdian kepada Masyarakat Indonesia (ADPI) percayakan putri kelahiran Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan untuk menjadi moderator dalam acara Seminar nasional ke 7 ADPI Mengabdi untuk Negeri (SNAMUN).

ADPI adalah asosiasi pemersatu dalam kegiatan pengabdian dan peningkatan profesional dosen, yang memiliki misi menjadi asosiasi terbesar di Asia Tenggara pada bidang pengabdian dan peningkatan profesionalisme dosen berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan seminar nasional ke-7 yang berlangsung selama dua hari ini, 24-25 Juni 2023, ADPI kembali menyapa para dosen-dosen seluruh indonesia untuk sharing dan berkolaborasi terkait kegiatan-kegiatan pengabdian yang telah akan, sedang, dan telah dilaksanakan.

Ketua ADPI Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum dalam sambutannya  menyatakan bahwa  tema yang diangkat pada seminar nasional ini adalah Kolaborasi Multistakeholder dalam percepatan pencapaian SDGs Indonesia, dengan haraparan kesejahteraan masyarakat Indonesia segera tercapai sebagaimana indikasi yang tertian dalam SDGs.

Kegiatan Seminar nasional ADPI ke 7 kali ini juga dihadiri secara daring oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kratif Dr. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA., MBA untuk memberikan kata sambutan guna mendukung kegiatan ini. Selain itu, ADPI berkolaborasi dengan berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia seperti Universitas Wahid Hasyim, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Budi Bakti, Politeknik Penerbangan Makassar, Prodi Manajemen Universitas Sari Mulia, IAIN Palangkaraya, Universitas Bangka Belitung, dan lain-lain. Juga menghadirkan beberapa keynote speaker, plenary speaker, dan paralel session presenter.

Alumi SMAN 1 Bulukumba yang saat ini juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Terbuka, Dr. Widya Rizky Pratiwi, S.Pd., MM, dimandat untuk menjadi moderator kegiatan Seminar nasional sekaligus presenter parallel session. Seminar Nasional ini dihadari dosen-dosen dan mahasiswa-mahasiswa seluruh Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia. Tentunya, dapat berkontribusi dalam kegiatan ini merupakan suatu kebanggaan dan keistimewaan tersendiri

Lebih lanjut, Widya, sapaan akrab wanita kelahiran 1988 ini, mengatakan bahwa momen ini merupakan ajang untuk menunjukan eksistensinya dan membuktikan bahwa generasi Bulukumba dapat tampil dikanca nasional. “Saya meyakini bahwa untuk berprestasi itu bukan tergantung letak geografis tetapi niat yang kuat serta support system di manapun kita berada”, ucapnya.

This article has been published at Tegasnews.id

June 27

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Mempengaruhi Fluktuasi Devisa Negara

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan wilayah maritim yang sangat luas, keindahan laut yang membentang nuansa biru begitu eksotis terlihat sangat indah dan menakjubkan. Beberapa diantaranya memiliki pantai pasir putih yang berkilau dan tak diragukan lagi keindahannya. Rentetan pegunungan hijau menghampar terlihat menawan dan terasa menyejukkan. Keberagaman flora dan fauna juga tak kalah unik dan menarik untuk dieksplor.

Selanjutnya, hal yang menjadi daya tarik paling berbeda dan unik dari negara lain adalah kekayaan adat istiadat dan budaya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia yang masih terjaga kelestariannya hingga zaman modern ini. Tentunya, kekayaan alam, pegunungan, bahari, dan adat istiadat yang dimiliki Indonesia memperkaya potensi pariwisata Indonesia yang tak diragukan lagi pesonanya. Sehingga, potensi wisata Indonesia tak akan ada habisnya untuk dijelajahi.

Dilansir dari dephub.go.id, pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi andalan karena merupakan sumber devisa bagi Indonesia yang terkenal akan keberagaman budaya dan keindahan alam. Pernyataan ini mendukung fakta-fakta yang telah dipaparkan di atas. Kekayaan Sumber Daya Alam dan Kebudayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan peluang besar untuk pengembangan sektor industri pariwisata karena menjadi sumber pemasukan yang menduduki posisi strategis dalam peningkatan devisa negara (Pratiwi & Juhana, 2023). Dijelaskan pula bahwa destinasi pariwisata berada pada urutan nomor empat setelah minyak, batu bara, dan kelapa sawit (kominfo.go.id). Oleh karena itu, menyadari pesona keindahan alam dan keragaman adat istiada menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara, potensi ini perlu dikelola lebih serius oleh dinas pariwisata dan kebudayaan, seperti pembangunan infrastruktur dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Adanya pengelolaan yang baik dari pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kualitas manajemen pariwisata. Sedangkan bagi masyarakat sekitar obyek wisata mempunyai pengaruh positif berupa adanya perluasan kesempatan kerja seperti penyediaan sewa transportasi, penginapan, makanan, jasa pemandu wisata, dan lain sebagainya. Inilah yang membuat para pelaku wisata, seperti travel agent, restorant dan foodstall owner, tour guide, dan hotel agency berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang vital dalam dunia pariwisata karena apabila perdagangan dunia pariwisata berjalan dengan baik, maka investasi negara juga dapat berjalan dengan baik.

Data yang dihimpun dari katadata.co.id, empat bandara yang menjadi gerbang arus masuk wisatawan mancanegara adalah Bandara Soekarno Hatta Jakarta, I Ngurah Rai Bali, Hang Nadim Batam dan Raja haji Fisabilillah Tanjung Pinang. Ini menandakan destinasi wisata utama para wisatawan mancanegara berada di sekitaran empat wilayah ini.

Lalu apa kabarnya dengan jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi destinasi pariwisata Indonesia di wilayah lain misalkan di daerah Sulawesi Selatan pasca pandemi covid 19? Apakah jumlah kunjungan tersebut memperngaruhi fluktuasi devisa negara?

Menjawab hal ini, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bulukumba, Drs. H. Muhammad daud Kahal, M.Si, dan kepala bidang tata kelola dan pemberdayaan masyarakat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Toraja Utara, Yanto Maluka, SE, menjelaskan bahwa jumlah wisatawan mancanegara pasca covid 19 semakin menurun dan hingga saat ini belum terjadi penambahan yang signifikan. Padahal, dua daerah ini sangat terkenal dengan berbagai objek pariwisata alam, bahari, dan budaya, misalkan pantai Tanjung Bira di Kab. Bulukumba dan Kuburan Londa di Kab. Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Dilaporakan, jumlah wisatawan Kab. Toraja Utara pada tahun 2020 sejumlah 730, 2021 sejumlah 179, dan di 2022 terjadi pelonjakan sebesar 3.987. Akan tetapi, jumlah wisatawan di tahun 2022 ini masih sangat terjun bebas dari jumlah wisatawan sebelum covid yaitu, 32.272 orang. Sedangkan, data jumlah wisatawan di kab. Bulukumba tahun 2020 berjumlah 293, 2021 sejumlah 57, dan terjadi pelonjakan di tahun 2022 sebesar 744. Namun, sama halnya dengan kab. Toraja Utara, jumlah kunjungan wisatawan saat pandemi dan pasca pandemi covid 19 terjadi penurunan drastis, yaitu tercatat sebesar 3.557 di tahun 2019 (Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Bulukumba dan Kab. Toraja Utara).

Kondisi di atas tentunya berdampak pada terjungkalnya pemasukan negara melalui sektor pariwisata. Dalam wawancara yang dilakukan kepada kepala Dinas Pariwisata Bulukumba dan Kepala Bidang Tata Kelola dan Pemberdayaan Masyarakat Kab. Toraja Utara, pemerintah telah melakukan perbaikan sarana, prasarana, dan infrastruktur pariwsata di daerahnya pasca pandemi covid 19, namun hingga saat ini jumlah kunjungan wisatawan, khususnya mancanegara masih belum mengalami lonjakan yang signifikan paling tidak 50% dari jumlah kunjungan sebelum pandemi covid 19. Tentunya hal ini berakibat pada menurunnya devisa negara.

Referensi:

https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/5640/Saatnya+Kembangkan+Potensi+Pariwisata+Indonesia/0/infografis

https://www.liputan6.com/hot/read/4073421/potensi-wisata-alam-indonesia-yang-mendunia-penuh-keanekaragaman

https://www.suaralidik.com/google-translation-menjembatani-komunikasi-wisatawan-mancanegara-dengan-masyarakat-lokal-penyedia-jasa-di-daerah-pariwisata-indonesia/

Data kunjungan dinas pariwisata Kab. Bulukumba dan Toraja Utara

This article has been published at Simpul Indonesia and Suara Lidik

 

 

 

June 22

Membangun Budaya Literasi Al-Quran Pada Anak Pendidikan Dasar di Daerah Sub Urban

Jurnal Bina Pengabdian Kepada Masyarakat : Vol. 3 No 2, 2023 (Sinta 6).

Faculty of Teacher Training and Education  (p-ISSN 2656-9914| e-ISSN 2656-8772).

Andriyansah, A., & Pratiwi, W. R. (2023). Membangun Budaya Literasi Al-Quran Pada Anak Pendidikan Dasar di Daerah Sub Urban. Jurnal Bina Pengabdian Kepada Masyarakat 3(2), 91-97. https://doi.org/10.55081/jbpkm.v3i2.792

June 9

Google Translation Menjembatani Komunikasi Wisatawan Mancanegara dengan Masyarakat Lokal Penyedia Jasa di Daerah Pariwisata Indonesia

Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi destinasi wisata yang beragam, karena terdiri dari beragam suku bangsa sehingga dapat menciptakan dan mengembangkan industri pariwisata di daerah masing-masing. Wilayah Indonesia memiliki sekitar 17.508 pulau terdiri dari 5 pulau besar dan ribuan pulau kecil yang dilewati garis khatulistiwa, jajaran gunung berapi, keanekaragaman flora dan fauna, serta keistimewaan adat istiadat yang kental. 

Kekayaan alam Indonesia ini merupakan sebuah peluang untuk mengembangkan negara dalam industri pariwisata karena sektor ini tentunya menduduki posisi strategis dalam peningkatan devisa negara. Dilansir dari kominfo.go.id, posisi tersebut menjadi nomor empat setelah minyak, batu bara, dan kelapa sawit. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, khususnya mancanegara, potensi ini perlu menjadi prioritas untuk digarap serius oleh pemerintah, khususnya dinas yang menangani pariwisata dan atau kebudayaan. Pariwisata Indonesia saat ini dianggap sebagai core business Indonesia oleh Bank Dunia (Damayanti, 2019).

Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia seharusnya diikuti oleh peningkatan kemampuan sumber daya manusia, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat mengambil bagian dalam perkembangan  sektor pariwisata. Karena selain untuk pengembangan sektor pariwisata itu sendiri, juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia. Berbagai keterampilan diperlukan agar mampu bersaing dalam dunia kerja di sektor pariwisata. Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki masyarakat agar mampu bersaing adalah keterampilan berbahasa Inggris.

Masyarakat penyedia jasa di daerah wisata, yang banyak dikunjungi turis mancanegara atau yang sedang merintis perluasan daerah pariwisata, seperti travel agent, pemilik restoran dan rumah makan, tour guide, dan pemilik hotel dituntut untuk mampu berbahasa Inggris agar dapat menyediakan excellent service kepada wisatawan, khususnya mancanegara. Hal ini tentunya berdampak pada peningkatan kepuasan dan jumlah kunjungan turis mancanegara ke Indonesia yang secara tidak langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan negara.

Akan tetapi, melihat kenyataan Indonesia mengadopsi Bahasa Inggris sebagai bahasa asing, kemampuan atau keterampilan Bahasa Inggris orang Indonesia masih berada di posisi terbawah (Pratiwi, 2022). Untuk menguji fenomena ini, penulis melakukan penelitian dengan menjumpai beberapa Turis mancanegara di dua daerah pariwisata di Sulawesi Selatan di Indonesia, yaitu Kab. Toraja Utara dan Kab. Bulukumba. Turis tersebut berkunjung ke destinasi wisata di Indonesia seperti “Perkuburan Gua Londa” di Kab. Toraja Utara dan “Pantai Tanjung Bira” di Kab. Bulukumba Sulawasi Selatan, dengan memperoleh informasi dari internet.

Sayangnya, mereka jarang menemukan masyarakat lokal yang mampu berbahasa Inggris dengan lancar di daerah destinasi wisata ini. Mereka berkata, ini adalah salah satu kekurangan SDM Indonesia yang harus menjadi prioritas pemerintah untuk ditingkatkan, misalkan dengan mengadakan memberikan kursus-kursus dan pelatihan bahasa asing bagi pelaku wisata.

Akan tetapi, turis mancanegara memiliki alternatif yang dapat mereka manfaatkan saat berkomunikasi dengan masyarakat lokal, yaitu dengan pemanfaatan google translation yang dapat menjembatani komunikasi saat mereka membutuhkan layanan berupa barang atau jasa yang ditawarkan masyarakat lokal.

Dari kacamata penulis, google translation adalah alat bantu penerjemah bahasa yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Google translation merupakan salah satu produk google yang dapat dimanfaatkan untuk membantu menerjemahkan kata, frasa, kalimat, ataupun web page. Saat ini, google translation didukung dengan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) yang semakin canggih. Google translation menyediakan berbagai bahasa di seluruh dunia, salah satunya adalah terjemahan Bahasa Indonesia-Inggris atau sebaliknya. Sehingga pengguna dapat melakukan penerjemahan dengan cara menentukan jenis bahasa yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.

Namun demikian, google translation hanyalah sebuah mesin yang masih memiliki kelemahan dalam penerjemahan. Hasil dari google translation terkadang masih terdengar kaku sehingga hasil penerjemahan teks yang dihasilkan kadang terasa janggal karena tidak sesuai dengan konteks yang diinginkan manusia. Akan tetapi, walaupun aplikasi ini memiliki kekurangan, beberapa turis mancanegara yang menggunakannya sebagai alat bantu komunikasi dengan masyarakat lokal dapat menyesuaikan dengan konteks yang dimaksud.

This article has been published on Redaksi Harian Suara Lidik