Hambatan Menulis Argumentasi dalam Bahasa Inggris
Menulis Gagasan
Menulis adalah sebuah kegiatan produktif yang dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun orang yang membaca tulisan tersebut (Pratiwi, 2022). Keterampilan menulis merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, serta perasaan kepada orang lain melalui bahasa tulis, yang ketepatan pengungkapan gagasan tersebut harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata, dan gramatikal serta penggunaan ejaan. Agar dapat membentuk makna secara kontekstual, penulis haruslah memperhatian field (apa yang terjadi?), tenor (siapa yang terlibat?), dan mode (apa peran bahasa yang digunakan?). (Christie & Derewianka, 2010).
Dalam menulis sebuah teks seorang penulis hendaknya mampu memudahkan pembaca untuk memahami teks yang disajikan dengan penggunaan kalimat-kalimat yang mengalir dengan baik. Kalimat-kalimat yang terangkai dengan baik satu sama lain menghasilkan sebuah teks yang koheren dan kohesi. Lalu, apa yang dimaksud dengan koheren dan kohesi? Dilansir dari lamam kemdikbud, kohesi adalah hubungan bentuk antara kalimat-kalimat yang membangun keutuhan wacana (perpaduan bentuk), sedangkan koherensi adalah huhungan makna antara kalimat-kalimat yang membangun keutuhan wacana (perpautan makna).
Menulis argumentasi dalam dunia akademik
Dalam dunia akademik, menulis merupakan keterampilan yang sangat penting sebagai upaya untuk menyampaikan informasi dan mentransformasi ilmu pengetahuan agar dapat menciptakan pengetahuan baru (Weigle, 2002). Sekilas, menulis nampaknya sangat sederhana. Akan tetapi, para akademisi di level Perguruan Tinggi, baik mahasiswa maupun dosen, sering kali menemukan hambatan dalam upaya menciptakan kohesi dan koherensi dalam menulis argumentasi.
Bagi mahasiswa, menulis untuk tujuan akademik dianggap sebagai salah satu tugas yang sangat kompleks dan rumit (Campbell, 2019) karena menulis merupakan aktivitas yang melibatkan unsur kognitif, sosial dan budaya (Weigle, 2002) yang dipengaruhi berbagai faktor. Menurut beberapa ahli (Alharbi, 2019; Tanasy & Nashruddin, 2020; Hyland, 2013; Campbell, 2019), penyebab kesulitan dalam belajar menulis dan menulis teks-teks akademik pun sangat beragam, di antaranya kesulitan dalam memahami mekanika penulisan, penguasaan tata bahasa, kefasihan bahasa target, dan pengetahuan dan kesadaran terhadap jenis teks yang sedang dikembangkan.
Mengapa Sulit Menulis Argumentasi dalam Bahasa Inggris?
Bahasa sebagai alat semiotik berinteraksi dengan beragam konteks dalam upaya membentuk makna (Schleppegrell, 2004). Dan setiap kali mengungkapkan bahasa, penutur/penulis melakukan pemilihan bahasa dalam sistem bahasa yang dimilikinya. Sebab, tulisan yang dihasilkan pembelajar harus memenuhi aspek tidak hanya struktur yang tepat namun juga fungsi yang berterima dalam komunikasi nyata. Oleh karena itu, menulis argumentasi juga membutuhkan keterampilan dalam seni mengelola bahasa tulis.
Bahasa Inggris adalah bahasa yang kompleks dengan tata bahasa dan struktur yang sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, pendekatan berbasis teks argumentasi merupakan pendekatan yang relatif baru dalam pengajaran Bahasa Inggris, khususnya bagi negara yang mengadopsi Bahasa Inggris sebagai bahasa asing, seperti Indonesia. Tujuan pembelajaran menulis bahasa kedua/asing pada umumnya untuk memampukan pemelajar menghasilkan bahasa tertulis dalam bahasa target secara fasih, akurat dan tepat, dengan mempertimbangkan berbagai aspek (Broughton et al., 2003).
Akan tetapi, beberapa mahasiswa dalam sebuah pertemuan Focus Group Discussion (FGD) yang bertempat di Universitas Terbuka Daerah Jember tanggal 20 Juni 2023 mengaku bahwa mereka mengalami hambatan ketika menulis argumentasi. Beberapa hambatan yang dialami yaitu penggunaan Bahasa Inggris versi Indonesia, grammar tidak sesuai, hubungan antar kalimat atau paragraf yang tidak koherensi, kesulitan dalam melakukan parafrase, konteks yang sering tidak sesuai, teknik menggabungkan referensi, dan kesulitan mencari sumber asli.
This article has been published on wartasulsel.net