June 9

Google Translation Menjembatani Komunikasi Wisatawan Mancanegara dengan Masyarakat Lokal Penyedia Jasa di Daerah Pariwisata Indonesia

Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi destinasi wisata yang beragam, karena terdiri dari beragam suku bangsa sehingga dapat menciptakan dan mengembangkan industri pariwisata di daerah masing-masing. Wilayah Indonesia memiliki sekitar 17.508 pulau terdiri dari 5 pulau besar dan ribuan pulau kecil yang dilewati garis khatulistiwa, jajaran gunung berapi, keanekaragaman flora dan fauna, serta keistimewaan adat istiadat yang kental. 

Kekayaan alam Indonesia ini merupakan sebuah peluang untuk mengembangkan negara dalam industri pariwisata karena sektor ini tentunya menduduki posisi strategis dalam peningkatan devisa negara. Dilansir dari kominfo.go.id, posisi tersebut menjadi nomor empat setelah minyak, batu bara, dan kelapa sawit. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, khususnya mancanegara, potensi ini perlu menjadi prioritas untuk digarap serius oleh pemerintah, khususnya dinas yang menangani pariwisata dan atau kebudayaan. Pariwisata Indonesia saat ini dianggap sebagai core business Indonesia oleh Bank Dunia (Damayanti, 2019).

Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia seharusnya diikuti oleh peningkatan kemampuan sumber daya manusia, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat mengambil bagian dalam perkembangan  sektor pariwisata. Karena selain untuk pengembangan sektor pariwisata itu sendiri, juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia. Berbagai keterampilan diperlukan agar mampu bersaing dalam dunia kerja di sektor pariwisata. Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki masyarakat agar mampu bersaing adalah keterampilan berbahasa Inggris.

Masyarakat penyedia jasa di daerah wisata, yang banyak dikunjungi turis mancanegara atau yang sedang merintis perluasan daerah pariwisata, seperti travel agent, pemilik restoran dan rumah makan, tour guide, dan pemilik hotel dituntut untuk mampu berbahasa Inggris agar dapat menyediakan excellent service kepada wisatawan, khususnya mancanegara. Hal ini tentunya berdampak pada peningkatan kepuasan dan jumlah kunjungan turis mancanegara ke Indonesia yang secara tidak langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan negara.

Akan tetapi, melihat kenyataan Indonesia mengadopsi Bahasa Inggris sebagai bahasa asing, kemampuan atau keterampilan Bahasa Inggris orang Indonesia masih berada di posisi terbawah (Pratiwi, 2022). Untuk menguji fenomena ini, penulis melakukan penelitian dengan menjumpai beberapa Turis mancanegara di dua daerah pariwisata di Sulawesi Selatan di Indonesia, yaitu Kab. Toraja Utara dan Kab. Bulukumba. Turis tersebut berkunjung ke destinasi wisata di Indonesia seperti “Perkuburan Gua Londa” di Kab. Toraja Utara dan “Pantai Tanjung Bira” di Kab. Bulukumba Sulawasi Selatan, dengan memperoleh informasi dari internet.

Sayangnya, mereka jarang menemukan masyarakat lokal yang mampu berbahasa Inggris dengan lancar di daerah destinasi wisata ini. Mereka berkata, ini adalah salah satu kekurangan SDM Indonesia yang harus menjadi prioritas pemerintah untuk ditingkatkan, misalkan dengan mengadakan memberikan kursus-kursus dan pelatihan bahasa asing bagi pelaku wisata.

Akan tetapi, turis mancanegara memiliki alternatif yang dapat mereka manfaatkan saat berkomunikasi dengan masyarakat lokal, yaitu dengan pemanfaatan google translation yang dapat menjembatani komunikasi saat mereka membutuhkan layanan berupa barang atau jasa yang ditawarkan masyarakat lokal.

Dari kacamata penulis, google translation adalah alat bantu penerjemah bahasa yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Google translation merupakan salah satu produk google yang dapat dimanfaatkan untuk membantu menerjemahkan kata, frasa, kalimat, ataupun web page. Saat ini, google translation didukung dengan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) yang semakin canggih. Google translation menyediakan berbagai bahasa di seluruh dunia, salah satunya adalah terjemahan Bahasa Indonesia-Inggris atau sebaliknya. Sehingga pengguna dapat melakukan penerjemahan dengan cara menentukan jenis bahasa yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.

Namun demikian, google translation hanyalah sebuah mesin yang masih memiliki kelemahan dalam penerjemahan. Hasil dari google translation terkadang masih terdengar kaku sehingga hasil penerjemahan teks yang dihasilkan kadang terasa janggal karena tidak sesuai dengan konteks yang diinginkan manusia. Akan tetapi, walaupun aplikasi ini memiliki kekurangan, beberapa turis mancanegara yang menggunakannya sebagai alat bantu komunikasi dengan masyarakat lokal dapat menyesuaikan dengan konteks yang dimaksud.

This article has been published on Redaksi Harian Suara Lidik

May 24

Menjajaki Sejarah dan Makna Hari Kebangkitan Nasional “Semangat untuk Bangkit”

SEJAK tahun 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Peringatan yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 ini merupakan hari nasional yang bukan hari libur. Lalu apa yang kita ketahui terkait Hari Kebangkitan Nasional? Dan makna apa yang bisa petik dari peringatan Hari Kebangkitan Nasional?

Menjajaki Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Hari kebangkitan Nasional merupakan sebuah momen di mana bangsa Indonesia pada tahun 1908 mulai membangkitkan semangat perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Mengutip laman Museum Pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional merupakan hari dimana bangsa Indonesia telah mulai menumbuhkan rasa kesadaran nasionalisme, persatuan, kesatuan dan kesadaran masyarakat Indonesia sebagai suatu bangsa.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini mengacu pada tanggal berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Boedi Oetomo adalah organisasi pelajar yang bergerak di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan yang bersifat nonpolitik. Organisasi inilah yang menjadi pelopor pergerakan nasional anak bangsa. Dilansir dari kemendikbud.go.id, beberapa tokoh cendekiawan dan aktivis intelektual menjadi pemrakarsa organisasi ini, yaitu dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, R.T. Ario Tirtokusumo, dan juga beberapa mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen).

STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) atau dalam Bahasa Indonesia disebut Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra merupakan sekolah untuk pendidikan dokter pribumi di Batavia pada zaman kolonial Hindia Belanda yang saat ini telah menjadi  Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. STOVIA, selain berperan sebagai institusi pembelajaran bagi remaja-remaja pribumi, juga menjadi wadah untuk mereka dalam menumbuhkan semangat nasionalisme.

Makna Peringatan Hari Kebangkitan Nasional

Dibalik semangat Boedi Oetomo dan peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tahunnya, makna yang harus kita petik yaitu bagaimana menerapkan semangat nasionalisme dengan pembangunan di segala bidang dan berjuang di tengah kondisi ekonomi global, ketegangan geopolitik dunia, dan juga berusaha pulih dan bangkit pasca pandemi Covid-19.

Kita, sebagai generasi penerus bangsa yang menikmati hasil perjuangan pahlawan, cara untuk menghargai dan mengenang semangat juang mereka adalah dengan belajar dan bekerja sebaik baiknya.

Sebagaimana tema yang diusung tahun ini “Semangat untuk Bangkit” menuju masa depan Indonesia yang lebih baik. Tema ini bertujuan untuk membangkitkan dan menggelorakan semangat pemuda Indonesia untuk mengingkatkan kualitas diri, khususnya dalam ranah keterampilan dan khasanah ilmu pengetahuan agar dapat maju dan bersaing dengan negara lainnya di dunia.

Mari melakukan hal-hal produktif dan mengupgrade diri agar kita dapat turut menyumbangkan ide dan karya kepada bangsa sehingga mampu mengangkat derajat, harkat, dan martabat bangsa dalam kancah internasional. Dengan upaya ini, perjuangan para pahlawan sekiranya dapat terbayarkan dengan membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Boedi Oetomo, harusnya menjadi cikal bakal kepribadian yang luhur. Jangan dinodahi dengan hal hal negatif. Mari semangat, bercita padu, bersinergi, berkolaborasi, berdiskusi, dan berkontribusi untuk NKRI.

This article has been published at Indotimur.com