April 14

Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar : Upaya Menciptakan Generasi Emas Bangsa 

Kurikulum Merdeka Belajar diterapkan. Kurikulum ini berbeda dengan kurikulum-kurikulum yang pernah ada di Indonesia. Lalu apa perbedaannya? 

Perkembangan kurikulum di Indonesia dimulai dengan kurikulum 1994 (1994), kurikulum berbasis kompetensi (2004), kurikulum tingkat satuan pendidikan (2006), kurikulum 2013 (2013), dan kurikulum merdeka (2022). Kurikulum Merdeka Belajar diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai bentuk dari tindak evaluasi perbaikan Kurikulum 2013, yang mana sebelumnya, kurikulum ini disebut sebagai Kurikulum Prototipe. Dikutip dari pintek.id, Kurikulum Prototipe merupakan bentuk sederhana dari Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran berbasis pada proyek atau yang lebih familiar dikenal dengan istilah Project Based Learning 

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Kurikulum Merdeka belajar adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Dalam implementasi kurikulum ini, pelajar siswa maupun mahasiswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya. Dilansir dari laman https://ditpsd.kemdikbud.go.id, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi karena landasan filosofi IKM yaitu penekanan pada perkembangan individu (aliran progresivisme), proses pengalaman belajar (konstruktivisme), dan penghargaan terhadap potensi (humanisme).  

Pada hakikatnya, kurikulum ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Pendapat penulis didukung oleh Dr. Ari (2023), seorang trainer pada diklat terkait assesmen Implementasi Kurikum Merdeka. Ia berpendapat bahwa karakteristik kurikulum merdeka adalah pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada materi esensial berupa implementasi pada literasi dan numerasi, serta pembelajaran yang fleksibel. Oleh karena itu, pada implementasinya, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. 

Lalu, bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka di tingkat satuan pendidikan? 

Merujuk pada beberapa referensi, salah satunya pintek.id terkait perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya, merdeka belajar di tingkat PAUD/ TK memiliki makna merdeka untuk bermain. Dalam  penerapan, guru dapat menanamkan sebuah pengetahuan saat anak sedang bermain. Sehingga dapat dikatakan bahwa Kurikulum Merdeka di tingkat satuan pendidikan ini memiliki esensi untuk mengajak anak bermain sambil belajar. Dan pada kesimpulannya, tidak terdapat perbedaan esensi dari kurikulum sebelumnya dengan implementasi kurikulum merdeka belajar pada tingkat PAUD/ TK. 

Merdeka belajar di tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), ada beberapa perbedaan yang terlihat, yaitu adanya penggabungan antara mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi satu yang dinamakan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Selain itu, mata pelajaran bahasa Inggris yang awalnya merupakan mata pelajaran muatan lokal, dalam implementasi kurikulum merdeka ini menjadi mata pelajaran pilihan.  

Merdeka belajar di tingkat satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sebelumnya merupakan mata pelajaran pilihan, saat ini menjadi mata pelajaran wajib sesuai dengan sasarannya yaitu menciptakan generasi unggul yang melek dengan teknologi. 

Merdeka belajar di tingkat satuan pendidikan Sekolah menengah Atas (SMA), sebagaimana yang telah dijelaskan di awal bahwa Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) memungkinkan para siswa tidak akan lagi dikelompokkan berdasarkan kelas peminatan IPA, IPS, ataupun Bahasa. Sementara di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), model pembelajaran akan didesain menjadi lebih sederhana, yaitu 70% mata pelajaran kejuruan dan 30% mata pelajaran umum. Selain itu, pada akhir masa pendidikannya, menjelang akhir studi, layaknya mahasiswa yang dituntut untuk membuat skripsi, tesis, disertasi atau tugas akhir, siswa juga dituntut untuk membuat sebuah esai ilmiah untuk mengasah kemampuannya agar dapat berpikir kritis, ilmiah, dan analitis. 

Sedangkan, Kurikulum Merdeka Belajar Perguruan Tinggi diwujudkan dalam Program Kampus Merdeka sebagaimana mahasiswa diberi kesempatan untuk mempelajari sesuatu di luar program studi yang ditempuhnya. Hal ini bisa dilakukan melalui beberapa cara, seperti praktik kerja (magang), pertukaran mahasiswa, penelitian, proyek independen, wirausaha, menjadi asisten pengajar, juga Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik untuk membangun desa. 

Kelebihan yang paling mencolok dari penerapan kurikulum ini adalah adanya proyek tertentu yang harus dilakukan oleh para peserta didik sehingga mereka dapat menjadi lebih aktif dalam upaya mengeksplorasi dan berkreasi. Selain itu, kurikulum ini juga memancing siswa maupun mahasiswa untuk lebih interaktif dan relevan mengikuti perkembangan zaman, seperti melek teknologi. Namun, di balik kelebihan, tersisip beberapa kekurangan dalam implementasi kurikulum ini seperti ketidaksiapan beberapa SDM guru. Sehingga besar harapan, berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi dengan pemberian pelatihan, seminar, diklat, dan lain sebagainya. Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) ini juga diharapkan menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mencetak generasi emas bangsa yang lebih kompeten dalam berbagai bidang. 

Sumber: 

https://pintek.id/blog/ini-beda-kurikulum-merdeka-belajar-dan-kurikulum-sebelumnya/ 

https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/6824331505561-Latar-Belakang-Kurikulum-Merdeka  

https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/6824815789465-Kebijakan-Pemerintah-Terkait-Kurikulum-Merdeka  

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka#:~:text=Kurikulum%20Merdeka%20adalah%20kurikulum%20dengan,mendalami%20konsep%20dan%20menguatkan%20kompetensi 

Materi Diklat Nasional Teknik dan Strategi Asesmen dalam Kurikulum Merdeka. https://www.youtube.com/watch?v=c0fxetShdrU  

This article has been published at Radar Sulbar


Surel: widya_pratiwi@ecampus.ut.ac.id - Blog: https://www.pratiwiwidyarizky.my.id/

Posted 14/04/2023 by widya-pratiwi in category "Homepage

About the Author

Widya Rizky Pratiwi is a lecturer of Universitas Terbuka, Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *