Sail to Serve Through Workshops_A Survey of The Floating School
First Language Acquisition in Late-Talking Toddlers
Exploring Intercultural Values from The Perspective of Western-Asian Way of Life -A Study of Lilting Film
An Exploratory Investigation on Project Assessment of Students’ Speaking Skills In Project-Based Learning (PBL)
Ketika Dosen Mengalami Writer’s Block.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen, dijelaskan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga salah satu kewajiban dosen yang diatur dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 dalam point (a) yaitu melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kewajiban-kewajiban dosen inilah yang familiar dengan istilah “Tridharma Perguruan Tinggi”.
Dalam rumusan undang-undang ini, dengan jelas tersirat bahwa, segala bentuk pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat harus dipublikasikan menjadi tulisan agar ilmu pengetahuan tersebut dapat disebarluaskan dan ditransformasikan kepada masyarakat.
Menulis adalah kegiatan yang menuntut penulis untuk menghasilkan karya tulis yang kreatif. Sehingga, keharusan untuk menghasilkan tulisan yang menarik setiap hari dengan tenggat waktu yang terbatas, dapat menyebabkan penulis mengalami kejenuhan dan kebuntuan ide. Lalu, ketika kami sebagai dosen diwajibkan untuk menulis, apakah tidak pernah mengalami yang namanya kebuntuan ide?
Mengenal Writer’s block
Mari kita mengingat sebuah kondisi saat ingin menulis, pernahkah kita mengalami keadaan dimana berjam-jam menghidupkan laptop, bertatap pandang dengan layar monitor dalam keadaan kursor yang terus berkedip, namun tak juga tuntas menuangkan ide pertama atau menyusun kata-kata menjadi kalimat yang berpadu padan?. Jika teman-teman pernah mengalaminya, itu tandanya teman-teman sedang dalam fase kebuntuan menulis atau sering disebut dengan writer’s block.
Istilah writer’s block pertama kali didefinisikan oleh psikoanalisis Edmund Bergler sebagai “a neurotic inhibiton of productivity in creative writers,” yang berarti “penghambatan produktivitas neurotik pada penulis kreatif”. Dalam kamus Merriam Webster, writer’s block diartikan sebagai hambatan psikologis yang mencegah seorang penulis melanjutkan proses penciptaan sebuah karya.
“Kebuntuan menulis” kedengarannya cukup sederhana dan dapat diselesaikan dengan berbagai solusi, misalkan dengan menyudahi aktivitas menulis dan beralih pada kegiatan lainnya untuk mengalihkan kejenuhan dan membuat pikiran kembali fresh, seperti berolahraga atau jalan-jalan. Akan tetapi, penulis yang telah mengalaminya, “kebuntuan ide” atau “writer’s block” ini tidak sesederhana yang dibayangkan.
Ada banyak penulis yang dapat segera keluar dari kondisi ini, namun tak banyak pula yang membutuhkan waktu lama, bahkan tidak mampu keluar dari derita “writer’s block” ini. Akibatnya, menyerah dan tak dapat melanjutkan tulisannya. Sehingga, kondisi inilah yang paling dikhawatirkan.
Pada dasarnya, writer’s block adalah keadaan dimana ketika otak mengalami stres akibat beberapa kondisi, misalkan merasa membuang waktu yang begitu lama untuk melakukan riset dan wawancara sebagai data dan sumber materi. Selain itu, seorang penulis kadang mengedepankan sifat perfeksionis sehingga berpikir keras bagaimana menghasilkan sebuah tulisan yang sempurna. Kondisi ini menghasilkan kekhawatiran akan kritik dan saran sehingga ragu-ragu dalam menuangkan ide ke dalam tulisan.
Kasus-kasus seperti di atas tentunya akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk mengakses sisi kreatif dari otak dosen. Beberapa orang juga sering menyebut writer’s block sebagai “blank page syndrome”, yang merupakan keadaan dimana ingin menulis sesuatu tetapi hanya terdapat layar putih yang terus berkedip.
Lalu, bagaimana cara mengatasi writer’s block?
Sebagai dosen dan penulis, saya pun sering mengalami writer’s block ini. Kondisi dimana saya dituntut untuk melakukan publikasi ilmiah, namun sulit untuk memulai kalimat pertama saya. Dalam kondisi lainnya, tak jarang saat sedang semangat menulis, namun saya mengalami kebuntuan ide di tengah-tengah kegiatan menulis sehingga konsentrasi buyar dan tidak dapat melanjutkan tulisan saya. Kadang pula saya merasa tulisan saya tiba-tida out of the track atau tidak sinkron dan berpadu padan.
Sehingga, dalam keadaan ini ada beberapa alternatif yang saya lakukan untuk mengatasi writer’ block ini. Beberapa diantaranya adalah:
- Beristirahat dan melakukan hal-hal yang menyenangkan, misalnya berkebun atau berjalan-jalan.
- Memperkaya referensi
- Menyiapkan dan menemukan waktu terbaik dan tempat ternyaman untuk menulis.
- Mencoba membuat durasi waktu untuk diri sendiri agar tidak menghambat pekerjaan yang lain.
- Menulis bebas terlebih dahulu dengan tidak membelenggu diri harus perfeksionis. Lalu melakukan proofread atau pengecekan tulisan di akhir.
- Mengingat kembali tujuan dan motivasi menulis
Semoga bisa menginspirasi. Selamat mencoba.
This article has been published on jalurinfosulbar
SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL
Sejarah Hari Pendidikan Nasional
Indonesia memiliki sejarah Hari Pendidikan Nasional, disingkat Hardiknas, yang diperingati setiap 2 Mei, meski peringatan ini tidak ditandai dengan hari libur nasional seperti hari-hari besar lainnya. Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tahun ini bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, seorang pahlawan nasional yang dihormati sebagai tokoh dan bapak pelopor pendidikan nasional di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Ki Hadjar lahir dari kalangan keluarga bangsawan di Yogyakarta tepat pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta, dengan nama R.M. Suwardi Suryadingrat.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia melanjutkan pendidikan di STOVIA, sebuah sekolah dokter pada zaman Hindia Belanda. Namun karena sakit, ia gagal menjadi dokter dan akhirnya menjadi seorang wartawan di beberapa media surat kabar. Selama masa kolonialisme, Ki Hadjar berani menentang berbagai kebijakan pemerintah Hindia Belanda, khususnya kebijakan bidang pendidikan yang hanya membolehkan anak-anak keturunan Belanda dan kaum priyayi yang bisa mengenyam bangku sekolah. Padahal, menurutnya, akses pendidikan merupakan hak semua orang. Lebih dari itu, melalui pendidikan pula, Indonesia bisa menjadi bangsa yang cerdas, mandiri, dan bebas dari penjajahan.
Kritikan dan perlawanannya tersebut membuat ia diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya yang bernama Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangungkusumo yang dalam pelajaran sejarah kita kenal dengan sebutan “Tiga Serangkai”. Dan, setelah kembali ke Indonesia, Ki Hadjar mendirikan lembaga pendidikan Tamansiswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa).
Karya-karya Ki Hadjar Dewantara pun menjadi landasan dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Salah satu semboyannya yang paling terkenal adalah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangungkarso, Tut Wuri Handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”. Semboyan tersebut akhirnya menjadi slogan pendidikan yang digunakan hingga saat ini. Dan beliau pada akhirnya dinobatkan sebagai bapak Pendidikan Indonesia melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959. Ia pun kemudian juga diangkat menjadi menjadi Menteri Pendidikan pertama setelah Indonesia merdeka,.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023
Untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), setiap instansi pendidikan maupun pemerintahan biasanya menyelenggarakan upacara bendera. Beberapa instansi pendidikan menggunakan baju Korps Pegawai Rapublik Indonesia (Korpri). Namun beberapa daerah juga diinstruksikan untuk memperingati Hardiknas dengan mengenakan baju adat masing-masing.
Peringatan Hardiknas ini menjadi momen refleksi bagi semua pihak akan pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa dan negara. Hari Pendidikan Nasional juga identik dengan berbagai kegiatan lomba di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.
Pada tahun 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengusung tema peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023 yakni ‘Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar’. Tema ini mendorong visi pemerintah dan bangsa Indonesia dalam keinginan untuk menciptakan pergerakan. Bulan peringatan Hardiknas 2023 ini juga ditetapkan sebagai bulan Merdeka Belajar berdasar Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023.
Universitas Terbuka Memperingati Hari Pendidikan Nasional
Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional, rektor Universitas Terbuka menginstruksikan kepada seluruh pegawai, dosen, dan staff di lingkungan Universitas Terbuka baik di pusat maupun di setiap Unit Program Pembelajaran Jarak Jauh (UPBJJ) di daerah-daerah seluruh Republik Indonesia untuk melaksanakan upacara bendera pada hari Selasa, 2 Mei 2023 pukul 08.00 WIB.
Untuk karyawan yang berada di kantor pusat Universitas Terbuka, Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia, pegawai dihimbau untuk mengikuti upacara bendera secara luring di pelataran gedung Universitas Terbuka Convention Center (UTCC). Upacara dipimpin oleh rektor Universitas Terbuka bapak Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D selaku pembina upacara dan yang menjadi peserta upacara adalah seluruh unit yang berada di lingkungan UT pusat baik dari unit Pusat Penyelenggaraan Program Pascasarjana, LPPM, Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Sains dan teknologi, Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Politik, dan unit-unit lainnya.
https://sman1tbtlampung.sch.id/read/7/sejarah-hari-pendidikan-nasional
https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Pendidikan_Nasional
This article has been published at Sulselpedia.com
International Journal of English Language and Pedagogy
International Journal of English Language and Pedagogy (IJELP) is a journal on researching or documenting issues of original research and writing in English language teaching, English Literature, applied linguistics, and English language assessment and evaluation. IJELP aims to provide a forum for scholarly understanding of the English language and linguistics field and is essential in promoting the process of disseminating theoretical and empirical studies. This journal connects conversational thoughts among English language and linguistics practitioners and researchers with interdisciplinary perspectives. The journal is published electronically two times a year, in May and November. It is published by English Education Postgraduate Study Program, Universitas Terbuka (UT) Indonesia.
The link can be visited https://jurnal.ut.ac.id/index.php/ijelp/index
Perjuangan Kartini, Pandangan Perempuan, dan Hak Berpendidikan
Tak perlu ramai berkisah siapa gerangan Raden Ajeng Kartini sebab ribuan sketsa dan coretan yang tersiar di media telah cukup mendongeng potret sang pendekar wanita ini. Raden Ajeng Kartini ternama sebagai pejuang emansipasi perempuan di Indonesia. Semangat Kartini untuk memperjuangkan kesetaraan dan kesamaan kelas sosial lahir dari pandangannya terhadap kemampuan dan kebebasan berpikir perempuan Eropa pada masa itu, yang jika dibandingkan dengan kondisi perempuan Indonesia sangatlah tertinggal jauh.
Latar belakang sejarah Indonesia menunjukkan bahwa perempuan adalah gender yang dalam masyarakat hanya ditakdirkan berperan di “dapur, sumur, dan kasur.” Tilas sejarah inilah yang memenjara ruang gerak perempuan hingga melahirkan stigma dalam masyarakat bahwa perempuan adalah sosok yang tidak setara dan sebanding dengan laki-laki. Perempuan dianggap tidak dapat memiliki peran yang besar dalam masyarakat, tidak layak untuk berpendidikan tinggi, tidak dapat menjadi seorang pemimpin negeri, bahkan hanya menduduki strata kedua yang berada dibawah kendali laki-laki.
Perjuangan Kartini di masa lampau agar perempuan diberi kebebasan bisa bersekolah, menuntut ilmu dan melakukan peran-peran sosial yang luas bukanlah hal yang mudah. Beliau harus menghadapi masyarakat yang sudah terlanjur memiliki pandangan bahwa perempuan tidak sama dengan laki-laki. Perjuangan itu pada akhirnya membuahkan hasil meski membutuhkan waktu yang lama.
Buah manis perjuangan Kartini yang dapat dirasakan hingga kini adalah hak perempuan untuk mendapat pendidikan, serta perempuan kini boleh menduduki jabatan-jabatan dalam pemerintahan yang dulunya hanya diisi kaum lelaki seperti presiden. Wanita saat ini tak terkecuali memiliki kesempatan untuk melakoni profesi yang dulunya identik dengan pekerjaan laki-laki seperti pilot, polisi, tentara, dan lainnya.
Kartini…
Mencitrakan potret perempuan tangguh, tak akan habis lisan berujar untuk memuliakan jasanya dalam memperjuangkan persamaan gender hingga perempuan Indonesia saat ini berani bermimpi. Sosok pelopor kebangkitan perempuan pribumi nusantara, Kartini adalah tokoh emansipasi wanita dengan pemikiran maju yang berwawasan kebangsaan. Antusiasme dan gelora yang pantang menyerah memperjuangkan kedaulatan wanita dalam pendidikan. Hingga dikenang sebagai pahlawan nasional.
Kartini…
Melukiskan sosok perempuan istimewa, tak akan lelah jemari menyanjung kisah perjuangannya dalam menegakkan emansipasi perempuan Indonesia hingga kini kita bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Kisah-kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi semua kalangan, khususnya bagi kebangkitan seorang perempuan. Hingga berpengaruh pada cara pandang dan pola kehidupan bangsa Indonesia saat ini.
Salah satu kutipan RA Kartini yang menjadi cambuk motivasi adalah: “Perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan, pemandangannya telah diperluas, tak akan lagi hidup dalam dunia nenek moyangnya.”
Maka, hari ini tepat 21 April 2022, penulis mempersembahkan tulisan ini untuk seluruh kartini di penjuru negeri ini.
Selamat Hari Kartini perempuan-perempuan tangguh Indonesia.
This article has been published in JalurinfoSulbar.
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar : Upaya Menciptakan Generasi Emas Bangsa
Kurikulum Merdeka Belajar diterapkan. Kurikulum ini berbeda dengan kurikulum-kurikulum yang pernah ada di Indonesia. Lalu apa perbedaannya?
Perkembangan kurikulum di Indonesia dimulai dengan kurikulum 1994 (1994), kurikulum berbasis kompetensi (2004), kurikulum tingkat satuan pendidikan (2006), kurikulum 2013 (2013), dan kurikulum merdeka (2022). Kurikulum Merdeka Belajar diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai bentuk dari tindak evaluasi perbaikan Kurikulum 2013, yang mana sebelumnya, kurikulum ini disebut sebagai Kurikulum Prototipe. Dikutip dari pintek.id, Kurikulum Prototipe merupakan bentuk sederhana dari Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran berbasis pada proyek atau yang lebih familiar dikenal dengan istilah Project Based Learning.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Kurikulum Merdeka belajar adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Dalam implementasi kurikulum ini, pelajar siswa maupun mahasiswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya. Dilansir dari laman https://ditpsd.kemdikbud.go.id, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi karena landasan filosofi IKM yaitu penekanan pada perkembangan individu (aliran progresivisme), proses pengalaman belajar (konstruktivisme), dan penghargaan terhadap potensi (humanisme).
Pada hakikatnya, kurikulum ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Pendapat penulis didukung oleh Dr. Ari (2023), seorang trainer pada diklat terkait assesmen Implementasi Kurikum Merdeka. Ia berpendapat bahwa karakteristik kurikulum merdeka adalah pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada materi esensial berupa implementasi pada literasi dan numerasi, serta pembelajaran yang fleksibel. Oleh karena itu, pada implementasinya, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Lalu, bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka di tingkat satuan pendidikan?
Merujuk pada beberapa referensi, salah satunya pintek.id terkait perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya, merdeka belajar di tingkat PAUD/ TK memiliki makna merdeka untuk bermain. Dalam penerapan, guru dapat menanamkan sebuah pengetahuan saat anak sedang bermain. Sehingga dapat dikatakan bahwa Kurikulum Merdeka di tingkat satuan pendidikan ini memiliki esensi untuk mengajak anak bermain sambil belajar. Dan pada kesimpulannya, tidak terdapat perbedaan esensi dari kurikulum sebelumnya dengan implementasi kurikulum merdeka belajar pada tingkat PAUD/ TK.
Merdeka belajar di tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), ada beberapa perbedaan yang terlihat, yaitu adanya penggabungan antara mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi satu yang dinamakan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Selain itu, mata pelajaran bahasa Inggris yang awalnya merupakan mata pelajaran muatan lokal, dalam implementasi kurikulum merdeka ini menjadi mata pelajaran pilihan.
Merdeka belajar di tingkat satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sebelumnya merupakan mata pelajaran pilihan, saat ini menjadi mata pelajaran wajib sesuai dengan sasarannya yaitu menciptakan generasi unggul yang melek dengan teknologi.
Merdeka belajar di tingkat satuan pendidikan Sekolah menengah Atas (SMA), sebagaimana yang telah dijelaskan di awal bahwa Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) memungkinkan para siswa tidak akan lagi dikelompokkan berdasarkan kelas peminatan IPA, IPS, ataupun Bahasa. Sementara di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), model pembelajaran akan didesain menjadi lebih sederhana, yaitu 70% mata pelajaran kejuruan dan 30% mata pelajaran umum. Selain itu, pada akhir masa pendidikannya, menjelang akhir studi, layaknya mahasiswa yang dituntut untuk membuat skripsi, tesis, disertasi atau tugas akhir, siswa juga dituntut untuk membuat sebuah esai ilmiah untuk mengasah kemampuannya agar dapat berpikir kritis, ilmiah, dan analitis.
Sedangkan, Kurikulum Merdeka Belajar Perguruan Tinggi diwujudkan dalam Program Kampus Merdeka sebagaimana mahasiswa diberi kesempatan untuk mempelajari sesuatu di luar program studi yang ditempuhnya. Hal ini bisa dilakukan melalui beberapa cara, seperti praktik kerja (magang), pertukaran mahasiswa, penelitian, proyek independen, wirausaha, menjadi asisten pengajar, juga Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik untuk membangun desa.
Kelebihan yang paling mencolok dari penerapan kurikulum ini adalah adanya proyek tertentu yang harus dilakukan oleh para peserta didik sehingga mereka dapat menjadi lebih aktif dalam upaya mengeksplorasi dan berkreasi. Selain itu, kurikulum ini juga memancing siswa maupun mahasiswa untuk lebih interaktif dan relevan mengikuti perkembangan zaman, seperti melek teknologi. Namun, di balik kelebihan, tersisip beberapa kekurangan dalam implementasi kurikulum ini seperti ketidaksiapan beberapa SDM guru. Sehingga besar harapan, berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi dengan pemberian pelatihan, seminar, diklat, dan lain sebagainya. Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) ini juga diharapkan menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mencetak generasi emas bangsa yang lebih kompeten dalam berbagai bidang.
Sumber:
https://pintek.id/blog/ini-beda-kurikulum-merdeka-belajar-dan-kurikulum-sebelumnya/
Materi Diklat Nasional Teknik dan Strategi Asesmen dalam Kurikulum Merdeka. https://www.youtube.com/watch?v=c0fxetShdrU
This article has been published at Radar Sulbar